Melalui keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com dan dikutip Tribunnewswiki.com pada Selasa (22/10/2019), Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin memberikan penjelasannya.
Miming menjelaskan, stasiun-stasiun meteorologi yang ada di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatatkan suhu udara maksimum terukur berkisar antara 35 derajat Celcius hingga 36,5 derajat Celcius pada periode 19-20 Oktober 2019.
Hal ini disebabkan oleh fenomena gerak semu matahari yang membuat radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah selatan khatulistiwa relatif menjadi lebih banyak.
Oleh karena itu suhu udara meningkat pada siang hari.
"Seperti yang kita ketahui pada bulan September, matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga bulan Desember,"
"Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan," terangnya dalam keterangan tertulis.
Selain itu, pada pantauan selama dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan relatif kering dan sangat menghambat pertumbuhan awan yang berfungsi untuk menghalangi panas terik matahari.
Berpotensi terjadi selama satu pekan
Mengutip dari Kompas.com, Kepala Bagian Humas BMKG, Akhmad Taufan Maulana juga mengungkapkan sejumlah wilayah tercatat mengalami suhu udara yang cukup tinggi.
Pada Senin (21/10/2019), tiga stasiun BMKG di Sulaweis mencatat suhu maksimum tertinggi yaitu Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38,8 derajat Celcius, Stasiun Klimatologi Maros 38,3 derajat celcius, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37,8 derajat Celcius.
"Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, di mana pada periode Oktober di tahun 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 derajat celcius," kata Taufan kepada Kompas.com, Selasa (22/10/2019) siang.
Taufan menjelaskan bahwa kurang lebih seminggu ke depan masih ada potensi suhu terik terjadi di sekitar wilayah Indonesia.
"Mengingat posisi semu matahari masih akan berlanjut ke selatan dan kondisi atmosfer yang masih cukup kering sehingga potensi awan yang bisa menghalangi terik matahari juga sangat kecil pertumbuhannya," kata dia.
Jadi cuaca kemungkinan masih akan panas selama seminggu ke depan.
(TRIBUNNEWSWIKI/FebriKompas.com/Bill Clinten)