Siap-Siap, Tiga Anak Mantan Presiden Diprediksi Jadi Menteri Kabinet Jokowi Maruf, Siapa Saja ?

Tiga Anak Mantan Presiden Diprediksi masuk dalam kabinet Jokowi Maruf, siapa saja ?


zoom-inlihat foto
jokowii.jpg
kompas.com
Presiden Joko Widodo menghadiri pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (1/10/2019).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tiga anak mantan Presiden Republik Indonesia diprediksi akan masuk dalam jajaran kabinet Joko Widodo dan KH. Maruf Amin yang akan dilantik pada 20 Oktober 2019 mendatang.

Tidak hanya dari kalangan partai politik pendukung Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 saja, tiga anak mantan Presiden juga ikut diisukan akan masuk dalam jajaran Kabinet Jokowi-Maruf Amin untuk periode 2019-2024.

Pengamat politik M Qodari mengawali perbincangan dengan Tribunnews.com, Selasa (8/10/2019). untuk mengulik nama-nama menteri yang diperkirakan akan masuk dalam jajaran kabinet Jokowi - Maruf Amin, termasuk tiga anak mantan presiden.

"Pak Jokowi memang menarik dan misterius," ujar Qodari.

Qodari mengungkap 55 persen kabinet akan diisi oleh kalangan profesional dan 45 persen diisi dari kalangan partai politik.

Dari unsur partai politik, Qodari menyatakan bahwa mudah ditebak siapa yang akan dipercaya Jokowi.

"Misalnya dari PDI Perjuangan pak Budi Gunawan, Eriko Satorduga dan yang lain"

Isu tiga anak mantan presiden yang diprediksi bakal masuk jajaran kabinet Jokowi-Maruf Amin diungkapkan oleh pengamat politik M Qodari kepada Tribunnews.com.

Berikut adalah nama 3 anak mantan presiden yang diprediksi bakal masuk jajaran kabinet Jokowi-Maruf Amin.

1. Yenny Wahid

Qodari pertama menyebut sosok Yenny Wahid, putri Presiden Keempat, KH Abdurrachman Wahid atau Gus Dur.

"Diluar itu, nama-nama yang mungkin mewakili kelompok atau ormas besar. Atau, dari keluarga politisi atau anak Presiden."

"Misalnya, Yenny Wahid, putri Presiden Keempat, Gusdur, "Dugaan saya Yenny masuk kabinet, berpeluang." kata Qodari.

Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid adalah anak kedua dari Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Yenny Wahid dikenal publik sebagai seorang aktivis islam, hak asasi manusia dan politisi di Indonesia.

Wanita kelahiran 29 Oktober 1974 tersebut merupakan lulusan Universitas Trisakti dan pernah berkarir menjadi seorang wartawan hingga akhirnya, ia mendampingi Gus Dur sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

Setelah Gus Dur tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yenny Wahid melanjutkan studinya ke Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Sekembalinya dari Amerika tahun 2004, Yenny menjabat sebagai direktur Wahid Institute yang saat itu baru berdiri hingga saat ini.

Pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Yenny Wahid sempat mengabdi sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik dan aktif sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa pada 2005-2008.

Kemudian, Yenny Wahid mendirikan Partai Kedaulatan Bangsa dan menjabat sebagai ketua umum pada 2008-2012.

Pada Pilpres 2019, Yenny Wahid dengan terang menyatakan dukungannya untuk pasangan Jokowi-Maruf Amin.

Pernyataan dukungan tersebut disampaikan Yenny Wahid di rumah pergerakan Gus Dur di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 26 September 2018.

Baca: Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid)

Yenny Wahid (Tribunnews/Jeprima)
Yenny Wahid (Tribunnews/Jeprima) ((Tribunnews/Jeprima))

2. Ilham Habibie

Nama kedua dari tiga anak presiden yang disebut M. Qodari adalah Ilham Habibie.

"Kemudian, Ilham Habibie anaknya pak Habibie. Ilham yang notabene punya perhatian kepada masalah sosial poltik, di ICMI." ujar M. Qodari.

Ilham Akbar Habibie merupakan putra sulung dari Presiden ke-3 RI, BJ Habibie.

Pria kelahiran Aachen, Jerman Barat, 16 Mei 1963 tersebut dikenal sebagai pakar penerbangan.

Mewarisi kecerdasan orangtuanya, Ilham Habibie berusaha keras melaksanakan impian ayahnya agar Indonesia terus membuat pesawat terbang sendiri.

Ilham Habibie hampir 31 tahun lamanya menetap di Jerman.

Ilham memulai sekolah di Elementary School Windmuehlenweg, kemudian lanjut ke High School Hochrad, dan akhirnya menempuh studi di Technical University of Munich, Jerman.

Di Universitas Munich ini, Ilham menuntaskan studinya dari gelar insinyur hingga doktor dalam teknik penerbangan dengan hasil summa cum laude.

Ilham Habibie diketahui pernah bekerja di sejumlah perusahan bergengsi di antara Boeing pada tahun 1994-1996.

Ia pernah menjadi Direktur Marketing PT Dirgantara Indonesia, Ketua Dewan TIK Nasional, Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Presiden Direktur PT ILTHABI Bara Utama
CEO di PT ILTHABI Rekatama, dan Komisaris PT Pollux Barelang Mega Superblok Meisterstadt Batam.

Dalam bidang organisasi, Ilham Habibie pernah menduduki Ketua Presidium ICMI pada tahun 2010-2015.

Baca: Ilham Habibie

Ilham Habibie (IST)
Ilham Habibie (IST) (Tribunnews.com)

3. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Selanjutnya, sebagai nama terakhir dari tiga nama anak mantan presiden yang diprediksi masuk kabinet, Qodari menyebut sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Kemudian yang pasti ingin masuk juga dan sinyalnya jelas dari Demokrat adalah AHY, putra pak SBY," jelas Qodari.

 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pria kelahiran Bandung 10 Agustus 1978 tersebut sebelumnya berkarir di TNI hingga menjadi seorang perwira menengah berpangkat Mayor.

Ia kemudian mengundurkan diri dari TNI karena mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017.

AHY saat itu didukung Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional.

Namun, nasib belum berpihak padanya dan Pilkada DKI Jakarta saat itu dimenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Suami Anissa Pohan tersebut memiliki prestasi cemerlang ketika bergabung dengan TNI.

Pada tahun 1997 AHY masuk Akademi Militer Magelang.

Meraih penghargaan Tri Sakti Wiratama pada tingkat I dan II, Agus terpilih menjadi Komandan Resimen Korps Taruna Akademi Militer pada tahun 1999.

Agus lulus AKMIL dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama dan Adhi Makayasa pada Desember 2000.

Setelah itu, dia mengikuti Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan lulus terbaik Kursus Combat Intel pada tahun 2001.

Agus bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Pada tahun 2002, dia menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak, jajaran Brigif Linud 17 Kostrad yang berpartisipasi dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.

Agus mendapatkan gelar Master of Science in Strategic Studies dari Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University.

Pada tahun 2008, Agus dimintai kontribusinya oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk bergabung dalam tim kecil guna merealisasikan gagasan Presiden SBY dalam rangka pendirian Universitas Pertahanan Indonesia.

Peran Agus dalam pembentukan perguruan tinggi tersebut berdampak pada pemindahtugasan ke Kementerian Pertahanan sebagai Kepala Seksi Amerika di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan.

Agus termasuk salah satu mahasiswa program Kennedy School, yaitu Edward S Mason Fellowship, dengan Program studi Master in Public Administration/Mid Career (MPA/MC) dan lulus pada tahun 2010.

Selain itu, Agus pun sempat bertugas di Lebanon bergabung dengan Kontingen Garuda XXIII-A pada November 2006 sebagai Pasiops Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A.

Prestasi lainnya, Juni 2014, Agus menempuh tugas pendidikan militer setingkat Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat.

Ia menuntaskan tugas pendidikannya selama satu tahun dan lulus pada 12 Juni 2015 dengan hasil sempurna yaitu dengan IPK 4.0.

Di samping menempuh pendidikan militer, Agus juga menyelesaikan program Master dalam Kepemimpinan dan Manajemen (MA in Leadership and Management) dari George Herbert Walker School di Webster University dengan IPK 4.0.

Kini ia menjadi politikus bergabung dengan Partai Demokrat.

Agus pun dipercaya menjadi Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pemilukada 2018 dan Pilpres 2019.

Baca: Mayor Inf. Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc.,MPA,

Agus Yudhoyono menggelar konfrensi pers mengenai hari Sumpah Pemuda di Restoran Bunga Rampai, Jl. Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2016)
Agus Yudhoyono menggelar konfrensi pers mengenai hari Sumpah Pemuda di Restoran Bunga Rampai, Jl. Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2016) (tribunnews.com)

Akan Kemana Anak Presiden Kelima Megawati, Prananda Prabowo ?

Dalam hal ini, Qodari berbeda pandangan jika ada anggapan putra Presiden Ketiga Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo (mas Nanan red) akan masuk di kabinet pemerintahan Jokowi-Kiai Maruf mendatang.

Menurut Qodari, ada semacam pembagian tugas antara Puan Maharani dan Nanan.

Diamati oleh Qodari, Prananda Prabowo adalah seorang pemikir atau ideolog yang ditugaskan menjaga partai.

"Puan di politik praktis. Sementara Nanan menjaga gawang, jaga partai. Dan saya lihat mas Nanan, tipenya bukan eksekutor. Tapi pemikir atau idiolog. Jadi, kemungkinan ada tiga anak presiden yang berpeluang masuk kabinet," kata Qodari.

"Dan ini bisa menjadi, paling tidak proses generasi politik ke depan. Karena tahun 2024 akan menjadi generasi baru," lanjutnya.

Bagaimana Nasib 3 Srikandi (Susi Pudjiastuti, Sri Mulyani, dan Retno Marsudi) ?

Sementara tiga srikandi di kabinet saat ini, Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi masih memiliki peluang.

Pengamat politik Yasin Mohammad mengatakan, sejumlah menteri berlatang belakang profesional berpeluang dapat dilantik kembali menjadi pembantu presiden.

Yasin yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) itu melihat, kebijakan Menteri Susi yang melawan ilegal fishing dengan penenggelaman kapal perlu diapresiasi oleh banyak masyarakat.

Kemudian, Sri Mulyani dinilai telah mampu membuat kebijakan yang dapat menyeimbangkan neraca keuangan negara.

"Pola yang dimainkan adalah kebijakan ekonomi liberal, membuka akses investasi dari luar. Investasi ini dibuka dalam rangka menyeimbangkan neraca keuangan," katanya.

Yasin menilai Retno selama menjadi Menteri Luar Negeri sudah membuahkan hasil yang nyata dalam berkomunikasi ke luar negeri.

Sosok Bahlil Lahadalia

Pada Minggu (26/5/2019) lalu, Presiden Jokowi merasa Bahlil Lahadalia cocok jika menjadi menteri.

Hal itu ia sampaikan saat menyampaikan pidato pada acara Silaturahim Nasional dan Buka Puasa Bersama HIPMI di Ritz-Carlton, Kuningan Jakarta.

"Saya melihat-lihat adinda Bahlil ini kelihatannya cocok jadi menteri. Saya lihat dari samping, saya lihat dari bawah ke atas, cocok ini kelihatannya," kata Jokowi disambut sorakan dan tepuk tangan para peserta acara HIPMI ketika itu.

Bahlil adalah seorang pengusaha tanah air.

Tercatat dari beberapa sumber, Bahlil adalah pemilik PT Bersama Papua Unggul, PT Dwijati Sukses, dan PT Rifa Capital.

--

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved