TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua menyebabkan jumlah korban tewas terus bertambah.
Hingga Rabu (25/9/2019) malam, korban tewas akibat kerusuhan terus bertambah.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (26/9/2019), aparat TNI-Polri kembali menemukan 4 jenazah yang terbakar saat terjadi amukan massa.
"Total sudah 32 korban tewas sampai malam ini. Yang ditemukan hari ini terbakar, ditemukan di puing-puing rumah," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Candra Dianto, dikutip dari Kompas.com.
Menurut komandan Kodim Jayawijaya Letkol Candra Dianto, sebagian besar korban tewas dalam keadaan hangus karena terbakar.
Dilansir Kompas.com, aparat belum melakukan penyisiran lokasi amukan massa.
Baca: Papua Terkini: Korban Meninggal Kerusuhan Wamena Bertambah, 23 Meninggal 77 Orang Luka-luka
Baca: Kronologi dan Duduk Perkara Kerusuhan Papua, 17 Orang di Wamena dan 4 di Jayapura Meninggal
"Sementara sudah 75 sampai 80 persen yang disisir, banyak sekali kerusakan," kata Chandra.
Oleh karena itu, Candra meyakini bahwa terdapat korban tewas lain yang belum ditemukan.
Sebelumnya, diberitakan bahwa korban tewas bertambah menjadi 30 orang.
Dikutip dari Kompas.com, Gubernur Papua menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa tersebut.
"Pemerintah Papua dan masyarakat Papua mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang terjadi pada hari Senin (23/9/2019)," ujar Lukas, dikutip dari Kompas.com.
Unjuk rasa berujung kerusuhan terjadi di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019).
Sebelumnya diberitakan, aksi unjuk rasa tersebut terjadi lantaran adanya dugaan perkataan bernada rasisme yang diucapkan guru pada siswa.
Namun, Polri mengungkapkan kabar tersebut adalah hoaks.
"Boleh dikatakan sebaran berita hoaks tersebut lah yang memicu kejadian-kejadian yang ada di sana. Saat ini sedang ditangani," terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Divisi Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019), dikutip dari Kompas.com.
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan guru yang disebut dalam kabar hoaks tidak melontarkan perkataan bernada rasisme.
"Guru tersebut sudah kami tanya dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kami pastikan."
"Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tutur Rudolf, dikutip dari Kompas.com.
Baca: Kota Wamena
Dikutip dari Kompas.com, Direktorat Tindak Pidana Bareskrim Polri pun mendalami akun penyebar kabar hoaks tersebut.
"Yang mereka kembangkan isu yang sensitif di sana adalah tentang rasis,"
"Dengan penyebar hoaksnya juga sedang didalami juga akun-akunnya oleh Direktorat Siber Bareskrim," jelas Dedi.
Penyebar hoaks harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Wamena pada minggu lalu ada isu bahwa, ada seorang guru mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas melakukan aksi demonstrasi atau unjuk rasa pagi tadi," kata Rudolf.
Namun, unjuk rasa tersebut telah dilokalisir oleh personel Brimob BKO Nusantara.
"Unjuk rasa itu sudah dilokasir oleh Brimob, kemudian Bupati Jayawijaya juga sudah mendekati mereka (pendemo) supaya tidak lagi lakukan tindakan anarkis," katanya.
Tak hanya itu, kepolisian juga mendalami kerusakan kantor pemerintah dan rumah serta fasilitas umum yang terbakar akibat kerusuhan.
Baca: Kronologi dan Duduk Perkara Kerusuhan Papua, 17 Orang di Wamena dan 4 di Jayapura Meninggal
Hal tersebut mengakibatkan kerugian material yang belum dapat ditaksir nominalnya.
"Total yang dibakar adalah 5 perkantoran, 80 mobil, 30 motor dan 150 ruko," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, tujuh pelaku kerusuhan Wamena berhasil diamankan polisi.
(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria Cika)