Paket itu berisi perlengkapan kosmetik seperti lipstik, bedak, cermin, jarum, benang, serta sepucuk surat dan kumpulan tanda tangan.
Inti surat itu adalah sebuah sindiran keras, di mana dengan dikirimnya sepaket kosmetik itu, Gie berharap teman-temannya di parlemen bisa tampil lebih “cantik” di depan penguasa.
Baca: Ciuman Terakhir DN Aidit di Kening sang Istri pada Malam G30S
Surat itu kemudian dimuat dalam harian Nusantara, 15 Desember 1969.
Bersama surat ini kami kirimkan kepada anda hadiah kecil kosemetik dan sebuah cermin kecil sehingga anda, saudara kami yang terhormat, dapat membuat diri kalian lebih menarik di mata penguasa dan rekan-rekan sejawat anda di DPR-GR.
Bekerjalah dengan baik, hidup Orde Baru! Nikmatilah kursi anda –tidurlah nyeyak!
Teman-teman mahasiswa anda di Jakarta dan ex-demonstran ’66.
Namun Soe Hok Gie mati muda di pelukan Mahameru, puncak tertinggi di Pulau Jawa hanya beberapa jam sebelum ulang tahunnya yang ke-27.
Paket itu menjadi bentuk protes terakhir sang demonstran kepada teman-teman seperjuangannya yang tergoda iming-iming kekuasaan.
(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)