BMKG Ungkap Jumlah Titik Panas Cenderung Menurun Dibandingkan Awal September 2019

BMKG menyatakan adanya kecenderungan jumlah titik panas di Indonesia akan menurun dibandingkan dengan periode awal September 2019.


zoom-inlihat foto
kabut-asap-pekanbaru2.jpg
TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
Petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru berusaha memadamkan kebakaran lahan seluas dua hektare di Jalan Siak 2 Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru, Senin (2/9/2019). Kebakaran lahan dikawasan itu telah terjadi sejak hari Kamis (29/8/2019) lalu. Berdasarkan pantauan satelit yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Pekanbaru, terpantau 150 hotspot yang tersebar di beberapa Kabupaten dan Kota di Riau. Terbanyak terpantau di Kabupaten Rokan Hilir 49 titik, Pelalawan 30 titik, Bengkalis 25 titik, Meranti 16 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Indragiri Hulu 13 titik, Kampar 2 titik, Kuansing dan Siak masing-masing 1 titik. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Badan Meteorologi Klimatologi da Geofisika (BMKG) menyatakan adanya kecenderungan jumlah titik panas di Indonesia akan menurun dibandingkan dengan periode awal September 2019.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (19/9/2019), Deputi Bidang Meteorologi, Drs R Mulyono R Prabowo MSc, mengatakan masyarakat harus tetap terus waspada sebaran asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Indonesia, khususnya Sumatera dan Kalimantan.

Penurunan jumlah titik panas di wilayah ASEAN terdeteksi berdasarkan citra Satelit Terra, Aqua, Suomi-NPP, NOAA-20 dan Himawari-8 selama 15 – 17 September 2019.

"BMKG telah mengidentifikasi setidaknya terdapat 3.082 titik panas dengan kategori tingkat kepercayaan tinggi di seluruh wilayah Asia Tenggara," kata Mulyono.

Baca: Asap Kebakaran Hutan Tutupi Jalanan di Kalimantan Selatan, Setiap Hari Titik Api Bermunculan

Baca: Titik Panas Kebakaran Hutan Masih Tinggi, BMKG: Musim Hujan Diprediksi Mundur

Diketahui, jumlah titik panas ini lebih rendah dibandingkan dengan jumlah titik panas pada periode waktu 2-12 September 2019 yang mencapai 8.018 titik.

Lokasi titik panas tersebut berada di wilayah Indonesia, di antaranya ialah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Untuk wilayah luar Indonesia seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Papua Nugini, Vietnam, Kamboja, dan Timor Leste.

Selain itu, masih terdeteksi adanya sebaran asap yang memasuki wilayah Semenanjung Malaysia dari wilayah Sumatera.

Pada waktu yang sama terdeteksi pula adanya asap yang meluas hingga wilayah Serawak Malaysia dari Kalimantan Barat.

Kondisi ini dapat terjadi karena arah angin di wilayah Riau bertiup dari arah tenggara – selatan ke utara – timur laut, sementara arah angin di wilayah Kalimantan Barat ke arah Utara.

Kecenderungan penurunan jumlah titik panas di Indonesia dan negara ASEAN secara tidak langsung dapat menurunkan sebaran Asap di wilayah Indonesia dan Malaysia.

"Namun, masyarakat masih harus terus mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dikarenakan potensi hujan yang masih belum signifikan di daerah tersebut," ujar Mulyono.

Saat ini, BMKG berkerjasama dengan TNI, BPPT dan BNPB untuk melakukan kegiatan teknologi modifikasi cuaca.

Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan potensi hujan di wilayah karhutla yang sudah dilaksanakan beberapa tempat di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Dikutip dari Kompas.com, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo menyatakan, operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) berhasil turunkan hujan di Riau dan Kalimantan Tengah.

Baca: Beberapa Wilayah Indonesia Ini akan Alami Hari Tanpa Bayangan, Begini Penjelasan BMKG

Baca: 2 Ekor Beruang Ditemukan Mati Terbakar Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau

"Operasi TMC di Riau berhasil menurunkan hujan di Dumai, tepatnya di Kelurahan Batu Teritip yang berbatasan dengan Rohil. Hujan kurang lebih selama 30 menit dengan intensitas sedang," ujar Agus, dikutip dari Kompas.com.

Dari penjelasan Agus, proses TMC di Riau dan Kalimantan tengah dilakukan menggunakan penyemaian awan dengan pesawat CN 295 dan Hercules C-130.

Agus menjelaskan, operasi TMC akan terus dilakukan di Sumatera dan Kalimantan dengan tiga pesawat bantuan TNI yang disediakan di Pekanbaru dan Palangkaraya.

Diketahui, karhutla yang terjadi di Riau dan sejumlah wilayah Kalimantan kian mengkhawatirkan dengan masifnya jumlah titik api yang berdampak pada sebaran asap.

Dampak dari Kabut Asap





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved