Titik Panas Kebakaran Hutan Masih Tinggi, BMKG: Musim Hujan Diprediksi Mundur

BMKG memprediksi musim hujan akan mengalami kemunduran 10 hingga 30 hari dari periode semestinya.


zoom-inlihat foto
kabut-asap-makin-parah.jpg
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
Petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sumatera Selatan mencoba memadamkan api kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Ogan Ilir, Selasa (11/9/2019). Kebakaran lahan yang meluas dibeberapa titik di Kawasan Sumatera Selatan membuat kualitas udara kota Palembang memburuk.TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO


Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Kombes Supriadi mengatakan, berkas penyidikan 17 tersangka akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan.

Kemudian berkas yang ada bakal dibawa ke pengadilan.

"Yang dari PT BHL adalah pelaksana lapangan.

Untuk 22 yang lain adalah masyarakat biasa," kata Supriadi, Selasa (17/9/2019), dikutip dari Kompas.com.

Supriadi mengatakan, dalam proses pemeriksaan tersangka pembakaran lahan, penyidik sempat mengalami kesulitan.

Sebab, para pelaku beraksi ketika melihat kondisi sepi, sehingga jumlah saksi yang melihat aksi pembakaran sangat sedikit.

"Mereka setelah membakar lalu kabur, sehingga kita kesulitan untuk mencari pelakunya.

Yang ditetapkan tersangka rata-rata tertangkap tangan waktu sedang membakar,"ujar Supriadi.

Dari hasil pemeriksaan, para tersangka membakar lahan karena ingin memperluas lahan perkebunan mereka yang hampir rata-rata memiliki luas sekitar 2 hektare per orang.

Namun, upaya dengan cara membakar tetap salah, karena berdampak kepada perusakan lingkungan.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan kota Palembang meliburkan sekolah dari tingkatan pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menangah pertama (SMP), akibat terpapar kabut asap.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto mengatakan, untuk sementara waktu sekolah yang diperbolehkan meliburkan anak didiknya yakni yang berdekatan dengan kabupaten terdekat lokasi kebakaran.

Kawasan yang dekat dengan titik api seperti Alang-alang Lebar dan Kertapati.

"Untuk yang tidak terkena dampak masih tetap belajar di sekolah seperti biasa.

Hanya saja, kalau sekolah yang terkena kabut asap diizinkan untuk meliburkan," kata Zulinto, Selasa.

Dampak kabut asap diduga menyebabkan seorang bayi berusia empat bulan bernama Elsa Pitaloka meninggal dunia akibat mengalami infeksi paru-paru.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved