TRIBUNNEWSWIKI.COM – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan tak kunjung usai.
Akibat karhutla ini, setidaknya 20.000 warga Kalimantan Selatan terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Tidak hanya manusia yang ikut menderita akibat karhutla tersebut, tapi juga para hewan yang hidup di dalam hutan tersebut tidak terkecuali satwa yang terancam punah seperti orangutan.
Bahkan saat ini api kebakaran hutan telah menjalar hingga ke pusat rehabilitasi orangutan.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (17/9/2019), Manajer Anti Kejahatan Satwa Liar Centre for Orangutan Protection (COP), Daniek Hendarto mengatakan pihaknya tengah fokus menangani api yang mulai memasuki wilayah rehabilitasi.
"Karena pusat rehabilitasi orangutan kami juga terdampak api di mana api sudah mulai masuk di hutan yang menjdi area pusat rehabilitasi kami," kata Daniek, Senin (16/9/2019).
Baca: Kabut Asap Makin Parah, Greenpeace Desak Presiden Segera Bertindak
Lebih lanjut, dia juga menambahkan bahwa wilayah pusat rehabilitasi yang dikelola oleh COP, yakni COP Borneo di wilayah Berau, Kalimantan Timur.
Saat ini, lokasi rehabilitasi COP Borneo menampung 17 orangutan.
Tak hanya di Kalimantan Timur, api juga meluas hingga ke tempat-tempat rehabilitasi orangutan lain yang berada di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
"Ini merata terkena dampak asap dan api. Karena ini api dan asap sangat merata di Kaltim, Kalteng, dan Kalbar yang ada pusat rehabilitasi orangutan" ujar dia.
Baca: 12 Orang Jadi Korban Kabut Asap Karhutla Riau, di Antaranya Anak-anak dan Ibu Menyusui
Menurut Daniek, hingga dini hari tadi, tim dari COP masih berusaha melokalisasi api agar tidak melebar menuju hutan yang menjadi wilayah rehabilitasi.
Namun, Daniek menjelaskan jika api semakin tidak terkendali serta asap semakin pekat, maka akan dilakukan evakuasi dan translokasi orangutan.
"Saat ini tim medis dan tim evakuasi sudah siap. Perlengkapan medis, evakuasi, kandang angkut, hingga mobil sudah siaga," kata Daniek.
Sementara, orangutan yang terdampak asap karhutla masih dalam penanganan intensif tim medis.
Bahkan, karhutla yang terjadi membuat COP terpaksa menghentikan kegiatan sekolah orangutan yang saat ini berlangsung.
"Sejak 3 hari lalu kami sudah memberhentikan proses sekolah hutan bagi bayi-bayi orangutan karena dampak asap dan ancaman api," kata Daniek.
Baca: Minta Pemerintah segera Sikapi soal Kabut Asap, Uya Kuya: Kondisi Ini Jadi Perhatian Luar Biasa
Data karhutla Kalimantan
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (15/9/2019) pukul 16.00 WIB, ada 2.862 titik panas di seluruh Indonesia.
Untuk wilayah Kalimantan, Kalimantan Tengah memiliki jumlah titik api (hotspot) yang terbanyak, yaitu sebanyak 954 titik, Kalimantan Barat 527 titik api, dan Kalimantan Selatan 119 titik api.
Selain data dari BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengeluarkan data terkait kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.