Jika dibandingkan dengan Hereditary, jalan cerita Midsommar mungkin lebih mudah dipahami dan ditebak.
Midsommar tidak menyajikan potongan puzzle yang berantakan dan harus disusun satu per satu seperti yang disajikan oleh pendahulunya.
Baca: FILM - Hereditary (2018)
Baca: Sempat Batal Tayang, Ini 6 Fakta Menarik Midsommar yang Mulai Tayang Minggu Depan di Bioskop
4. Penyakit mental
Sebenarnya kedua film ini sama-sama mengangkat isu penyakit mental yang ditanam dalam tubuh karakter utama.
Bedanya, Hereditary menjadikan hal tersebut sebagai inti cerita yang dikembangkan menjadi lebih luas.
sedangkan dalam Midsommar, isu ini hanya ditamplkan secara samar-samar dan tokoh utama yang dijadikan objek berusaha untuk mendapatkan pembenaran atas hal itu melalui berbagai upaya.
5. Detail
Entah untuk menjadikan filmnya lebih otentik ataupun alasan lain dibalik itu, Midsommar dikemas dengan memperhatikan detail yang lebih spesifik.
Visualisasi desa yang menjadi latar cerita dibuar begitu menawan dan artistik, mulai dari pondok komune, hingga sulaman jubah seremonial menjadi hal yang memanjakan mata.
Baca: FeatPictures Ingatkan Penonton, Film Midsommar Hanya untuk Usia di Atas 21 Tahun!
Sebaliknya, Hereditary menghabiskan sebagian waktunya dalam kegelapan, baik secara harfiah maupun kiasan.
Tingkat detail tidak terfokus dengan cara antropologis yang sama, dan pada skala besar yang sama.
Komune Midsommar kaya dan dipersiapkan dengan matang, sedangkan sebagian besar detail Hereditary hanya didapatkan pada rumah miniatur Annie.
Itulah perbedaan kedua film dengan genre psychological horror dan thriller yang menjadi pembuktian atas kualitas Ari Aster yang kini terjun sebagai sutradara film panjang.
(TribunnewsWiki.com/Niken)