TRIBUNNEWSWIKI.COM – Selama bulan Agustus 2019, tercatat sebnyak 673 gempa bumi terjadi di Indonesia.
Hal itu diinformasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Twitternya.
Dari 673 gempa bumi tersebut, tiga di antaranya bersifat merusak.
Dalam utasan Twitter @infoBMKG dijelaskan kekuatan gempa di atas 5,0 (M > 5,0) terjadi sebanyak 22 kali.
Sedangkan gempa bumi yang guncangannya dirasakan terjadi sebanyak 56 kali.
Baca: Pemindahan Ibu Kota, BMKG Ungkap Pulau Kalimantan Aman dari Gempa dan Tsunami
Baca: Belum Sepenuhnya Aman, Ini Potensi Bencana di Ibu Kota Baru, Sesar Gempa Aktif hingga Banjir
Selama bulan Agustus 2019, Indonesia telah diguncang tiga kali gempa yang bersifat merusak.
Gempa bumi pertama terjadi di selatan Banten pada Jumat 2 Agustus 2019 pukul 19.03 WIB.
Gempa tersebut berkekuatan 6,9 SR dan sempat berpotensi tsunami walau akhirnya peringatan dini itu dicabut dua jam kemudian.
Gempa yang terasa di sebagian Pulau Jawa hingga Bali tersebut merusak tujuh bangunan rumah.
Guncangan gempa juga merusak rumah yang tersebar di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sukabumi.
Baca: Ditetapkan sebagai Ibu Kota Baru, Pulau Kalimantan Aman dari Gempa Bumi? Ini Penjelasan BMKG
Baca: Dampak Gempa Banten: Bangunan SDN Jayamekar Cianjur Hancur, Puluhan Siswa Belajar di Bawah Pohon
Gempa bersifat merusak kedua terjadi di Banyuwangi Jawa Timur, Senin (12/8/2019) pukul 05.51.30 WIB.
Gempa berkekuatan 5.0 SR ini menyebabkan beberapa rumah di Pantai Pancar dan Rajegwesi, Banyuwangi rusak ringan.
Tercatat dalam sehari, terjadi dua gempa yang mengguncang wilayah Banyuwangi dan dirasakan sebagian di Bali dan Jember.
Baca: Gempa Hari Ini : BMKG Catat Gempa 3.2 SR Guncang Pesawaran, Lampung, Tak Ada Potensi Tsunami
Baca: Gempa 5.0 SR Guncang Bali Senin (12/8/2019) Pagi, Tidak berpotensi Tsunami
Gempa ketiga yang bersifat merusak terjadi di Kaki Gunung Salak pada Jumat (23/8/2019) pukul 11.10 WIB.
Gempa berkekuatan 4,0 SR ini menyebabkan beberapa bangunan rumah warga di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor rusak ringan.
Selain itu, BMKG juga mencatat terjadinya gempa swarm.
Gempa Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu relatif lama di wilayah sangat lokal.
Sebelumnya gempa swarm pernah tejadi beberapa kali di Indonesia yaitu pada Juni 2015 di Klangon Madiun, Desember 2015 di Jailolo Halmahera barat, serta pada November 2018 di Mamasa Sulawesi Barat.
Baca: Seismometer
Di bulan Agustus 2019, gempa swarm tercatat terjadi pada 3 Agustus 2019.
Dalam sehari, gempa tersebut mengguncang 19 kali.
Gempa swarm juga terjadi di sebelah barat daya Kaki Gunung Salak pada 10-28 Agustus 2019.
Selama 18 hari itu terjadi gempa lebih dari 84 kali yang membuat masyarakat resah dan mengungsi ke perkebunan teh.
"Patut disyukuri, aktivitas Swarm saat ini sudah mereda," tulis akun @infoBMKG.
Baca: Gempa Bumi
Masih dari akun BMKG, pada beberapa kasus, gempa swarm terjadi di zona gunung api.
Gempa swarm dapat terjadi di kawasan yang mengalami medan tegangan berkaitan dengan desakan aktivitas magmatik.
Selain berkaitan dengan kawasan gunung api, beberapa laporan menunjukkan bahwa aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan non volkanik.
Swarm memang dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh sehingga mudah terjadi retakan (fractures).
Terjadinya gempa swarm, setidaknya menjadi pembelajaran untuk masyarakat, karena fenomena ini jarang terjadi.
“Terjadinya fenomena gempa swarm ini setidaknya menjadikan pembelajaran tersendiri untuk masyarakat, karena memang jarang terjadi," tulis BMKG.
Berikut yang harus dilakukan sebelum terjadi gempa bumi yang dikutip dari bmkg.go.id:
1. Kunci utama
Mengenali apa yang disebut gempa bumi.
Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi (longsor, liquefaction dll).
Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
2. Kenali lingkungan tempat Anda bekerja
Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.
Belajar melakukan P3K.
Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran.
Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.
3. Persiapan rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal
Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
4. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan material
Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah
Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi (misalnya lampu dll).
5. Alat yang harus ada di setiap tempat
Kotak P3K;
Senter/lampu baterai;
Radio;
Makanan suplemen dan air.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)