TRIBUNNEWSWIKI.COM - Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan kajian tingkat kerawanan bencana alam di wilayah Pulau Kalimantan.
Kajian tersebut dijelaskan melalui akun Twitter Humas BMKG, Senin (26/8/2019) siang.
Awalnya, Humas BMKG menjelaskan mengenai tiga jenis sesar yang berada di Pulau Kalimantan.
Di Pulau Kalimantan terdapat tiga sesar yakni sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, Sesar Paternoster.
Baca: Resmi, Ibu Kota Baru di Sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim
Baca: Tempat Wisata Alam di Penajam Paser Utara, Ibu Kota Baru Indonesia
"Tau gak para sobat? Pulau Kalimantan terdapat 3 sesar yakni sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, Sesar Paternoster. Sesar Paternoster merupakan sesar tersier yang berusia lebih dari 30 juta tahun, so sesar ini memiliki tingkat keaktifan yang sangat minim," tulis Humas BMKG melalui cuitan di Twitter.
Setelah itu, Humas BKMG melanjutkan cuitan tersebut dalam sebuah thread.
Dalam cuitan selanjutnya, menurut kajian dari BMKG, wilayah Kalimantan memiliki tingkat kerawanan gempa bumi yang lebih aman.
Menurut Humas BKMG, Pulau Kalimantan lebih aman dibandingkan Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa yang merusak dan menimbulkan korban jiwa.
"Meskipun terdapat 3 sesar, berdasar kajian dari BMKG wilayah Kalimantan memiliki tingkat kerawanan gempabumi yang lebih aman dibandingkan Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa," tulis Humas BKMG.
Selain itu, Humas BMKG juga menjelaskan alasan lainnya.
Baca: Jokowi : Jakarta Tetap Jadi Prioritas Pembangunan Kota Bisnis
Seperti wilayah Pulau Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.
"Hal ini disebabkan karena Pulau Kalimantan yang relatif rendah ini berdasarkan sejumlah fakta, di antaranya pertama, wilayah Pulau Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia," jelas Humas BMKG.
Selain itu, wilayah Pulau Kalimantan juga memiliki lokasi yang cukup jauh dari zona tumbukan lempeng.
Baca: Ini Alasan Jokowi Pilih Kalimantan Timur Sebagai Ibu Kota Baru
Tak hanya itu, struktur sesar di Kalimantan banyak yang sudah tidak aktif dalam memicu gempa.
"Kedua, wilayah Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust), Dan ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya sudah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang sudah tidak aktif lagi dalam memicu gempa," terang Humas BKMG.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi ibu kota baru pada Senin (26/8/2019) siang.
Jokowi menyampaikan pengumuman tersebut di Istana Negara pada pukul 13.00 WIB.
Melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi mengumumkan bahwa lokasi ibu kota baru berada di Kalimantan Timur.
Wilayah tersebut meliputi sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.