Namun Basri justru kembali menyuruh para mahasiswa itu untuk membubarkan diri sembari memerintahkan stafnya untuk mencatat nama MF.
“Fakultas agama ini, catat ini, jadi begini saja, kembali mako saja dulu,” kata Basri.
Akan tetapi, MF tetap bersikeras untuk meminta tanggapan rektor terkait ZA, meski rektor tetap tidak enggan memberikan tanggapan.
“Ndak usah, ndak ada tanggapan, kalau saya tangapan, suruh pimpinan mu kesini. Saya Rektor disini,” jawab Basri.
“Saya mahasiswa,” jawab MF.
Mendengar jawaban MF, rektorpun mengancam bahwa ia bisa saja memecat MF sebagai mahasiswa.
“Saya bisa pecat kamu,” katanya sambil menunjuk MF.
Meski mendapat jawaban seperti itu, namun MF tetap bersikeras untuk meyakinkan kondisi ZA kepada Basri.
MF terus berupaya meyakinkan rektor mengenai latar belakang ZA yang hanya dihidupi oleh neneknya yang berprofesi sebagai penambal ban dengan tujuan rektor mau meringankan beban ZA soal biaya kuliah.
“Anak ini yatim pak,” kata MF.
“Anak yatim di seluruh Indonesia banyak,” jawab Basri dimana perdebatan tersebut juga diabadikan dalam sebuah video yang tersebar di Youtube.
“Makanya kami hanya minta soal transparansinya terkait pengelolaan beasiswa binaan,” jawab MF.
Baca: Komisi HAM PBB Soroti Situasi di Papua, Pembela HAM Setempat Harus Dilindungi
Menjelang pukul 14.00 WIB, perdebatan tak kunjung mendapatkan titik temu.
Hingga akhirnya Basri meminta bantuan kepada satpam untuk membubarkan para mahasiswa itu.
“Sudah, sudah, suruh pulang,” kata Basri.
Karena dialog tak membuahkan hasil, akhirnya para mahasiswa pun memutuskan untuk membubarkan diri dan kembali ke kampus.
(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)
Jangan lupa subscribe kanal Youtube TribunnewsWIKI Official