Rektor UMI Bubarkan Aksi Galang Dana untuk Bantu Mahasiswa Kurang Mampu

Beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Peduli Beasiswa Binaan UMI dibubarkan rektor ketika menggalang dana.


zoom-inlihat foto
solidaritas-mahasiswa-peduli-beasiswa-binaan-umi.jpg
Twitter @kampus_UMI
Solidaritas Mahasiswa Peduli Beasiswa Binaan UMI yang melakukan aksi penggalangan dana untuk bantu ZA, Rabu (4/9/2019).


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Peduli Beasiswa Binaan UMI mendapat perlakuan tidak mengenakkan ketika sedang menggalang dana untuk mahasiswa lainnya.

Dari siaran pers yang diterima TribunnewsWIKI, aksi galang dana tersebut digelar pada Rabu (4/9/2019) di gedung Menara Center Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Mereka menggalang dana untuk membantu seorang mahasiswa baru, ZA yang terancam tidak bisa kuliah karena tidak memiliki biaya.

ZA adalah mahasiswa baru Program Studi Hukum Ekonomi Syariah yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Dalam siaran pers tersebut disebutkan bahwa ZA adalah seorang yatim yang tinggal di rumah neneknya yang bekerja sebagai penambal ban di sebuah bengkel kecil di Makassar.

Sedangkan ibunya berada di Toraja dengan ayah tirinya.

Rabu siang, sekitar pukul 13.20 WITA, puluhan mahasiswa mulai berkumpul di depan pintu masuk Menara Center UMI sembari membentangkan sebuah tripleks dengan tulisan “APA KABAR BEASISWA BINAAN”.

Baca: Setelah Tuai Gelombang Demonstrasi, Pemerintah Hong Kong Akhirnya Cabut RUU Ekstradisi

Sementara beberapa mahasiswa lainnya membagikan selebaran yang berisi latar belakang ekonomi keluarga ZA dan upayanya untuk mendapatkan beasiswa binaan namun gagal.

Mereka juga membawa kotak kardus untuk menggalang dana yang terdapat tulisan “Karena tidak kebagian beasiswa binaan, maka kami cari sumbangan/dana sendiri. #mahasiswabantumahasiswa”.

Beberapa orang yang lalu lalang di sekitar mereka pun mulai banyak yang simpati dan memberikan sumbangan.

Namun situasi berubah ketika Rektor UMI, Basri Modding, tiba-tiba datang dan menanyakan legalitas kegiatan penggalangan dana tersebut.

Ketika diberi selebaran oleh salah seorang mahasiswa, Basri justru meminta stafnya untuk mencatat nama-nama mahasiswa yang ikut dalam penggalangan dana tersebut.

Dia juga mempertanyakan soal penanggungjawab kegiatan dan meminta kartu tanda mahasiswa (KTM) mereka.

Basri dan jajarannya pun meminta para mahasiswa yang tengah menggalang dana itu untuk membubarkan diri.

Seorang mahasiswa, MF, kemudian mempertanyakan alasan pembubaran itu, sebab dia merasa tidak ada yang salah dengan aksi solidaritas tersebut.

“Apa salahnya kami melakukan ini pak, ini kebebasan kami meyampaikan aspirasi, dijamin oleh konsitusi negara,” kata MF.

Mencoba membangun dialog kepada rektor, MF kemudian meminta Basri membaca selebaran dan meminta tanggapannya terkait masalah yang dialami oleh ZA.

Namun Rektor tidak mau memberi tanggapannya dan kembali mempermasalahkan penggalangan dana yang dilakukan oleh para mahasiswa.

Perdebatan antara Basri dan MF terus berlanjut, hingga akhirnya MF menyinggung soal aturan pengelolaan beasiswa binaan di UMI.

“Pengelolaan beasiswa yang tidak transparan itu persoalannya,” kata MF.

Baca: Kronologi 3 Siswa SMK Magang Dijual Calo ke Perusahaan Kapal, Hilang 9 Tahun hingga Sekarang

Solidaritas Mahasiswa Peduli Beasiswa Binaan UMI 1
Kardus yang dipakai Solidaritas Mahasiswa Peduli Beasiswa Binaan UMI untuk menggalang dana, Rabu (4/9/2019). (Twitter @kampus_UMI)

Namun Basri justru kembali menyuruh para mahasiswa itu untuk membubarkan diri sembari memerintahkan stafnya untuk mencatat nama MF.

“Fakultas agama ini, catat ini, jadi begini saja, kembali mako saja dulu,” kata Basri.

Akan tetapi, MF tetap bersikeras untuk meminta tanggapan rektor terkait ZA, meski rektor tetap tidak enggan memberikan tanggapan.

“Ndak usah, ndak ada tanggapan, kalau saya tangapan, suruh pimpinan mu kesini. Saya Rektor disini,” jawab Basri.

“Saya mahasiswa,” jawab MF.

Mendengar jawaban MF, rektorpun mengancam bahwa ia bisa saja memecat MF sebagai mahasiswa.

“Saya bisa pecat kamu,” katanya sambil menunjuk MF.

Meski mendapat jawaban seperti itu, namun MF tetap bersikeras untuk meyakinkan kondisi ZA kepada Basri.

MF terus berupaya meyakinkan rektor mengenai latar belakang ZA yang hanya dihidupi oleh neneknya yang berprofesi sebagai penambal ban dengan tujuan rektor mau meringankan beban ZA soal biaya kuliah.

“Anak ini yatim pak,” kata MF.

“Anak yatim di seluruh Indonesia banyak,” jawab Basri dimana perdebatan tersebut juga diabadikan dalam sebuah video yang tersebar di Youtube.

“Makanya kami hanya minta soal transparansinya terkait pengelolaan beasiswa binaan,” jawab MF.

Baca: Komisi HAM PBB Soroti Situasi di Papua, Pembela HAM Setempat Harus Dilindungi

Menjelang pukul 14.00 WIB, perdebatan tak kunjung mendapatkan titik temu.

Hingga akhirnya Basri meminta bantuan kepada satpam untuk membubarkan para mahasiswa itu.

“Sudah, sudah, suruh pulang,” kata Basri.

Karena dialog tak membuahkan hasil, akhirnya para mahasiswa pun memutuskan untuk membubarkan diri dan kembali ke kampus.

(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)

Jangan lupa subscribe kanal Youtube TribunnewsWIKI Official





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved