TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan dan mengaku heran dengan kerusuhan yang melanda Papua.
Kerusuhan beruntun memang terjadi di Papua, mulai 19 Agustus 2019 hingga 29 Agustus 2019.
Kerusuhan mulai terjadi di Papua Barat pada Senin, 19 Agustus 2019 di Manokwari dan Sorong, kemudian berlanjut di Fakfak pada 21 Agustus 2019.
Gejolak massa pun kemudian merembet ke Deiyai, Papua Rabu (28/8/2019) dan 29 Agustus 2019 di Jayapura, Papua.
Jokowi mengaku masyarakat Papua masih sangat percaya dengan pendekatan yang dilakukan dirinya selama ini.
Baca: Hillary dan Farah, Dua Perempuan Cantik yang Jadi Anggota DPR RI di Usia 23 Tahun
Baca: Syamsul Arifin, ASN Pemkot Surabaya Tersangka Ujaran Rasis ke Mahasiswa Papua Resmi Ditahan
"Sebenanya trust ada. Buktinya, 99 persen (hasil Piplres 2019, suara Jokowi-Ma'ruf 99,66 persen di Papua, Red) itu muncul. Namun karena ada satu itu (kerusuhan, Red), maka semua proses panjang itu jadi hilang," kata Jokowi saat berdialog dengan para pemimpin redaksi di istana negara, Selasa (3/9/2019) siang.
Saat berdialog dan mendengar pertanyaan dari para pemimpin redaksi, Jokowi mengatakan dirinya menangkap ada persepsi berbeda di masyarakat.
"Saya menangkap ada persepsi di masyarakat, antara Jokowi dan Jakarta ada perbedaan. Jadi ada kesan yang saya tangkap, pendekatan Jokowi dengan pendekatan Jakarta, berbeda," katanya.
Tribunnews mencatat, Jokowi sampai tiga kali menyebut adanya persepsi yang berbeda di masayarakat tersebut.
"Pelaksanaan di lapangan kadang berbeda dengan apa yang saya tafsir dan inginkan. Jadi yang saya tangkap, di masyarakat ada persepsi, pendekatan Jokowi dengan pendekatan Jakarta, berbeda. Ini yang ingin saya sambung," kata Jokowi.
Namun dia tidak menjelaskan detail, apa maksud perbedaan antara pendekatan yang dia lakukan dengan 'Jakarta'.
Dia juga tidak mengurai 'Jakarta' yang dimaksud, apakah merujuk pada satu institusi atau lembaga.
Dalam kesempatan tersebut Jokowi mengungkap pentingnya pendekatan dialog dalam menyelesaikan berbagai permasalah di Papua.
Ia menyebut dirinya kerap bertemu langsung dengan masyarakat, tokoh adat, dan pemuka masyarakat di Papua
Saat berkunjung ke lapangan, Jokowi mengaku lebih senang langsung bertemu dengan rakyat.
Ia pun menceritakan pengalamannya ketika dirinya akan melakukan kunjungan ke Nduga, Papua.
Saat itu Panglima TNI dan Kapolri tidak setuju, karena situasi tidak memungkinkan.
"Tapi saya tetap berangkat naik helikopter agar dapat mengecek langsung situasi di lapangan, dan bertemu rakyat," katanya.
Selama dirinya menjadi Presiden, tercatat sudah 12 kali dirinya mengunjungi Papua.
"Saya sering kali ke Papua. Dalam setahun, bisa tiga kali saya ke Papua. (Sejak dilantik 20 Oktober 2014) sampai saat ini, sudah 12 kali saya berkunjung ke sana," ujar Jokowi. (domu d ambarita)
Akses internet dibuka
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengaku pihaknya akan mencabut pemblokiran internet di sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat secara bertahap mulai besok pagi, Rabu (4/9/2019).