TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pematangan rencana pembangunan ibu kota baru saat ini masih terus dilakukan.
Salah satunya mengenai investasi untuk membangun transportasi di ibu kota baru nanti.
Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dirinya masih belum mendengar apakah Tiongkok hendak berinvestasi dalam pembangunan di ibu kota baru Indoenesia di Kalimantan Timur.
Meski demikian, pihaknya mempersilakan Tiongkok untuk ikut dalam investasi proyek trasnportasi di lokasi ibu kota baru, Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Baca: Bupati Penajam Paser Utara Bocorkan Masih Banyak Buaya Liar di Calon Ibu Kota Negara Baru
Baca: Sambut Kedatangan Jamaah Haji, Gubernur Isran Noor : Terima Kasih Doakan Kaltim Jadi Ibu Kota
Dilansir oleh WartaKotaLive.com (3/9/2019), proyek untuk tranportasi tersebut nantinya merupakan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"Saya belum dengar (ketertarikan Cina), tapi welcome aja kalau mereka ingin ikut dalam proyek KPBU," kata Budi, di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019) melansir dari WartaKotaLive.com (3/9/2019).
"Karena, dalam konsep transportasi yang akan kita kembangkan, memang transportasi yang kita gunakan."
"Kita upayakan dengan kendaraan berbasis tenaga listrik dan kita memang akan mengutamakan angkutan massal di sana," jelasnya.
Budi kemudian menjelaskan bahwa pemerintah akan membuat kereta dengan jalur dari Balikpapan menuju Kotabaru serta Samarinda.
Pihaknya akan menyelesaikan dan melapor kepada Presiden Joko Widodo terkait konsep transportasi dari Kotabaru ke Kaltim pada minggu ini.
Menteri Perhubungan tersebut mengaku masih belum mengetahui moda trasnportasi apa yang akan diberikan oleh Tiongkok.
Ia pun tidak menutup kemungkinan negara lain yang akan berinvestasi ataupun dari dalam negeri.
Meski begitu, Budi Karya Sumadi menyebut pihaknya berupaya agar sesedikit mungkin menyerap anggaran APBN.
"Tidak harus Cina ya. Siapa pun bisa, termasuk dalam negeri juga bisa. Tapi kalau kita upayakan sedapat mungkin APBN-nya sedikit mungkin," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi akhirnya mengumumkan lokasi calon ibu kota baru Indonesia, yakni di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utama dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi saat konferensi pers terkait pemindahan ibu kota Indonesia yang baru, Senin (26/8/2019).
"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Presiden Jokowi.
Keputusan penetapan lokasi ibu kota tersebut sudah melalui kajian intensif selama tiga tahun terakhir.
Presiden Jokowi menjelaskan, wilayah tersebut memiliki resiko bencana yang minim, seperti bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan tanah longsor.
Kalimantan Timur berada di wilayah strategis dan berdekatan dengan wilayah kota yang telah berkembang yaitu Balikpapan dan Samarinda.
Baca: Lokasi Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur Dikelilingi 2 Bandara Internasional Terbaik Asia Pasifik
Baca: Pembangunan Ibu Kota Baru Dianggap Ilegal, Begini Tanggapan Kepala Bappenas
Jokowi juga menyampaikan, wilayah tersebut telah memiliki infrastruktur yang lengkap dan terdapat lahan yang telah dikuasai oleh pemerintah sebanyak 180 ribu hektar.
Jokowi berharap pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimatan akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar Jawa.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Abdurrahman Al Farid)