Padahal, kata Wiranto, Pemerintah telah memberikan perhatian yang besar kepada Papua dan Papua Barat.
Wiranto menambahkan sudah banyak dana yang dikeluarkan pemerintah pusat untuk membangun Papua dan Papua Barat.
Pemerintah telah menggelontorkan dana otonomi khusus serta membangun berbagai infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandara.
Karenanya, Wiranto mengatakan, provokasi dari Benny harus dilawan dengan memberikan informasi yang akurat kepada khalayak terkait pembangunan yang terus berjalan di Papua dan Papua Barat.
"Kita harus lawan dengan kebenaran.
Kita lawan dengan fakta.
Dan biasanya provokasi yang tidak benar, informasi yang menyesatkan hanya dapat dibantah dengan fakta-fakta yang ada," lanjut Wiranto.
Sebelumnya Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko menyebut tokoh separatis Papua Benny Wenda mendalangi kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
"Ya jelas toh.
Jelas Benny Wenda itu.
Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak bener.
Itu yang dia lakukan di Australi lah, di Inggris lah," ujar Moeldoko di kantornya, Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (2/9/2019).
Ia menilai apa yang dilakukan Benny Wenda merupakan strategi politik.
Karena itu pemerintah juga menanganinya secara politis Moeldoko mengatakan pemerintah telah menempuh berbagai langkah untuk mengatasi persoalan keamanan di Papua dan Papua Barat.
"Itu lah seperti diplomasi.
Pasti lah dilakukan," ujar Moeldoko lagi.
Dampak Kerusuhan di Jayapura, PLN Merugi Rp 1,9 Miliar
Dampak perusakan dan pembakaran yang terjadi di Kota Jayapura, Papua, pada 29 Agustus, menyebabkan sejumlah infrstruktur kelistrikan mengalami kerusakan.
PLN mengalami kerugian hingga Rp 1,9 miliar.
"Beberapa infrastruktur PLN mengalami kerusakan di beberapa titik, paling parah di daerah Pelabuhan, Argapura dan Entrop.