TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Joko Widodo telah secara resmi mengumumkan lokasi ibu kota baru yang berada di Kalimantan Timur.
Ibu kota negara baru tersebut akan berlokasi di sebagian Penajam Paser Utara dan sebagian Kutai Kartanegara.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi saat konferensi pers terkait pemindahan ibu kota Indonesia yang baru, Senin (26/8/2019).
"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Presiden Jokowi.
Keputusan penetapan lokasi ibu kota tersebut sudah melalui kajian intensif selama tiga tahun terakhir.
Baca: Resmi, Ibu Kota Baru di Sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim
Baca: Prabowo Subianto Siap Berikan Lahan Miliknya di Penajam Panser Utara untuk Bangun Ibu Kota Baru
Baca: Pemerintah Perlu Desain Support System untuk Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur
Meski sudah resmi ditetapkan untuk pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur, namun Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik rencana tersebut.
Dilansir oleh Tribunnews.com, menurut Fadli, rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur tersebut tidak pada waktu yang tepat.
"Menurut saya sih secara pribadi, saya tidak melihat ada timing yang tepat sekarang ini untuk memindahkan Ibu kota," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip TribunnewsWiki dari Tribunnews.com, Rabu, (28/8/2019).
Fadli menjelaskan, pemindahan ibu kota dilaksanakan saat masalah dasar di Indonesia masih belum tuntas.
Permasalahan dasar tersebut seperti masalah BPJS, kebutuhan pokok dan pangan serta masalah energi.
"Kok kita mau nambah buat persoalan gitu. Jadi ya tidak tepat timingnya," jelasnya.
Fadli menilai pemindahan ibu kota bisa dilakukan bila pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 8 persen.
Pembangunan ibu kota baru dilakukan saat fundamental ekonomi Indonesia kuat.
Fadli juga menyebut bahwa rencana pemindahan ibu kota ini bakal mirip dengan mobil Esemka yang dulu sempat direncankaan Presiden Jokowi.
Rencana mobil Esemka yang tidak ada kabarnya hingga kini, dinilai akan mirip dengan pemindahan ibu kota ini oleh Fadli Zon.
Baca: Ibu Kota Pindah Ke Kaltim, Anies: Jakarta Tetap Jadi Pusat Ekonomi dan Macet Tak Bisa Berkurang
Baca: 282 Anggota DPR Menghadiri Pembacaan Surat Pemindahan Ibu Kota Baru
Baca: Sutiyoso, Ahok dan Djarot Setuju Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur
"Tapi sekarang kita masih terseok-seok dan apalagi di situasi ekonomi global seperti sekarang, menurut saya ini nanti nih presiden nanti ujungnya cuma jadi angan-angan aja gituloh. Seperti Esemka, diomongin gak jadi. Mobil esemka saja engga jadi apalagi pemindahan ibukota nanti 2020-2024," ungkapnya.
Menurut Fadli, seharusnya kajian pemindahan ibu kota itu dilakukan selama 10 hingga 15 tahun, bukan dalam waktu singkat.
Hal tersebut agar pemindahan ibu kota tidak menimbulkan banyak masalah baru.
Sebelumnya pemindahan ibu kota ke sebagain daerah Penajam Paser Utara dan sebagian Kutai Kartanegara untuk lokasi ibu kota juga bukanlah tanpa alasan.
Presiden Jokowi menjelaskan, wilayah tersebut memiliki resiko bencana yang minim, seperti bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan tanah longsor.