TRIBUNNEWSWIKI.COM - Buah pir merupakan buah sejenis dengan apel dan merupakan buah dari hasil budidaya tertua di dunia.
Dilansir oleh Kompas.com, negara bagian Oregon dan Washington di Amerika Serikat dianggap sebagai daerah yang sangat khusus dalam pengembangan buah pir dengan terdapat lebih dari 1.600 petani pir di sana.
Nomenklatur ini dapat dikaitkan dengan kata Latin 'pera' atau 'pira', dengan beberapa varian seperti 'poire' Perancis, Bahasa Jerman 'peer', dan 'acras' Yunani (wild type) atau pun 'apios' (budidaya).
Baca: 5 Khasiat Ampuh Buah Naga bagi Tubuh, dari Cegah Kanker hingga Sehatkan Usus
Baca: Berikut Kandungan Buah Kiwi Gold yang Ternyata Lebih Besar dari Buah Kiwi Hijau
Buah ini dikenal dengan nama 'patharnakh' di Punjab, pun telah menjadi tanaman buah komersial di India.
Di India, buah ini dibudidayakan dengan nama 'gola pear'.
Musim pir di India berlangsung dari akhir musim panas sampai awal musim dingin.
Buah pir sering digemari oleh banyak orang lantaran memiliki rasa yang segar ketika dikonsumsi.
Namun ternyata dibalik rasa segar tersebut buah pir memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Berikut adalah manfaat buah pir bagi kesehatan dikutip TribunnewsWiki dari NDTV.com, Senin (19/9/2019) :
1. Memerangi penyakit kardiovaskular
Pir memiliki banyak kandungan mineral seperti sodium dan kalium.
kandungan tersebut penting untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung.
Serat menurunkan kadar gula darah dan kolesterol, sehingga menjaga agar jantung tetap dalam kondisi kerja yang baik.
2. Membantu menurunkan berat badan
Pir adalah buah dengan kalori rendah dan bagus untuk disertakan sebagai makanan untuk menurunkan berat badan.
Buah ini membuat Anda kenyang lebih lama, karena memiliki kandungan serat yang sangat tinggi.
Pir pun bagus untuk mengatasi masalah sembelit dan pencernaan.
Hanya satu pir medium mengandung enam gram serat, sekitar 24 persen kebutuhan sehari-hari untuk wanita di bawah 50 tahun.
Demikian perhitungan yang dimuat dalam The Food and Nutrition Board dari Institut Nasional Kedokteran (2001).
3. Mengurangi risiko kolitis