17 AGUSTUS - Benda-benda Bersejarah Seputar Proklamasi, Mulai dari Mesin Tik, hingga Kamera

Mulai dari mesin tik, hingga kamera, bnda-benda yang digunakan dalam momentum proklamasi kemerdekaan ternyata menyimpan sejarahnya masing-masing


zoom-inlihat foto
benda-benda-bersejarah-2.jpg
Kolase foto (Tribunnewswiki.com)
Benda-benda yang digunakan dalam momentum proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata menyimpan sejarahnya masing-masing.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Siapa sangka benda-benda yang digunakan pada saat peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno menyimpan sejarahnya masing-masing.

Mulai dari mesin tik yang terdapat dua versi asal usulnya

Kemudian asal  mikrofon yang pernah dijelaskan oleh Soekarno dalam pernyataannya tahun 1966 yang dibantah oleh tokoh kemerdekaan, Sudiro.

Selanjutnya adalah kamera yang proses pengambilannya sempat ditangkap dan dihancurkan oleh serdadu Jepang.

Benda-benda bersejarah tersebut mempunyai sejarah masing-masing yang risalah singkatnya dijelaskan di bawah ini:

Baca: 17 AGUSTUS - Kronik Jelang Proklamasi: 13 Agustus 1945

Baca: 17 AGUSTUS - Kronik Jelang Proklamasi : 14 Agustus 1945

Baca: 17 AGUSTUS - Kronik Jelang Proklamasi: 15 Agustus 1945

Baca: 17 AGUSTUS - Kronik Jelang Proklamasi: 16 Agustus 1945

 

  • Mesin Tik

Mesin tik menjadi saksi bisu lahirnya Republik Indonesia setelah Sayuti Melik menerima naskah asli dari Soekarno.

Setelah naskah selesai dibuat, teks perlu untuk diketik.

Di panggilah Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut.

Tak disangka, ternyata di rumah Laksamana Maeda tak ada mesin tik berhuruf latin.

Disuruhlah pembantu rumah Maeda, yaitu Ny. Satzuki Mishima untuk meminjam mesin tik.

Setelah mesin tik datang, Sayuti Melik memulai tugasnya.

Sayuti Melik yang merupakan suami dari S. K. Trimurti ini menuju ke suatu ruangan yang terdapat meja dan kursi serta mesin tik.

Versi pertama dijelaskan bahwa mesin tik berasal dari Kantor Militer Jepang

Satsuki Mishima adalah perempuan satu-satunya pada malam itu.

Ketika diminta untuk mencari mesin tik, Satsuki Mishima kemudian meminjam mesin tik di Kantor Militer Jepang.

Satsuki Mishima juga sempat membuatkan nasi goreng untuk menu sahur Soekarno, Hatta dan Subardjo yang saat itu akan melaksanakan puasa karena momen tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan.

Mesin ketik pun datang, Sayuti Melik langsung melakukan tugasnya.

Sementara versi kedua adalah mesin tik berasal dari Kantor Militer Jerman

Dikutip Tribunnewswiki dari Kompas.com yang mengutip buku karya Hendri F. Isnaeni berjudul '17-8-1945, Fakta, Drama, Misteri', terbitan Change (2015), tokoh-tokoh seperti Soekarno, Ahmad Soebardjo dan lainnya berkumpul untuk merumuskan teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda.

Pembantu Laksamana Maeda, Satzuki Mishima kemudian diperintahkan untuk mencari mesin tik.

Satzuki Mishima kemudian pergi ke kantor militer Jerman untuk meminjam mesin tik.

Kendaraan yang dipakai Satzuki Mishima untuk pergi adalah mobil jeep.

Satzuki bertemu perwira angkatan Laut Nazi Jerman Mayor Kandelar yang bersedia meminjamkan mesin tik.

Persoalan mesin tik sebagai salah satu benda bersejarah dalam proses terjadinya proklamasi menjadi diskursus menarik ketika terdapat dua versi asal muasal mesin tik  dan teka-teki di mana  Ny. Satzuki Mishima meminjam malam itu.

  • Mikrofon

Mikrofon atau pengeras suara mempunyai peran penting saat Presiden Soekarno membacakan teks proklamasi.

Berkat mikrofon itu, seluruh dunia bisa dengan jelas mendengar kata demi kata proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Sekitar pukul 07.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, panita kemerdekaan berencana akan meminjam mikrofon.

Panitia kemerdekaan yang terdiri para golongan muda dan golongan tua ini kemudian berencana menyewa mikrofon.

Sayangnya, semua habis disewa.

Kemudian dua orang diutus oleh panitia kemerdekaan untuk mencari mikrofon, yakni Wilopo dan Njonoprawoto.

Terdapat cerita khusus mengenai siapa pemilik mikrofon tersebut dan dari mana asalnya.

Salah satunya adalah pernyataan Soekarno sendiri di pidatonya.

Di hari jadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di Jakarta 5 Oktober 1966, Soekarno menyampaikan betapa bernilainya mikrofon saat peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Menurut Soekarno, dengan mikrofon itu seluruh manusia di muka bumi menjadi tahu bahwa Indonesia sudah merdeka.

“Kita telah memiliki pada tanggal 17 Agustus 1945 itu microphone. Satu-satunya hal boleh dikatakan, materiel yang telah kita miliki, satu microphone, yang dengan microphone ini kita dengungkan ke hadapan seluruh manusia di bumi ini bahwa kita memproklamasikan kemerdekaan kita,” kata Sukarno yang dikutip dari buku '17-8-1945, Fakta, Drama, Misteri' karya Hendri F. Isnaini terbitan Change (2015) dalam Kompas.com.

Soekarno sempat menyebutkan dari mana mikrofon yang digunakan saat membaca teks proklamasi.

Menurut Soekarno, mikrofon itu merupakan hasil curian dari stasiun radio milik Jepang.

“Aku berjalan ke pengeras suara kecil hasil curian dari stasiun radio Jepang dan dengan singkat mengucapkan proklamasi itu,” kata Soekarno. 

Pernyataan Soekarno dalam pidatonya tahun 1966 ini kemudian dibantah oleh Sudiro.

Sudiro adalah tokoh yang ikut andil memperjuangkan kemerdekaan dan merupakan mantan sekretaris Menteri Luar Negeri pertama RI Achmad Soebardjo.

Sudiro merasa yakin betul mikrofon itu bukan hasil curian.

Dalam ceramahnya pada 6 September 1972 di Lembaga Pembinaan Jiwa ‘45 Jakarta, Sudiro menyinggung mikrofon yang dikatakan Soekarno hasil curian.

“Itu tidak betul!” kata Sudiro.

Kata Sudiro, pemilik mikrofon itu adalah warga negara Indonesia bernama Gunawan.

  • Kamera

Kamera menjadi benda bersejarah atas lahirnya Republik Indonesia saat semua rakyat Indonesia hingga saat ini bisa melihat foto Soekarno saat sedang membacakan teks proklamasi.

Selain kamera, tentu sang pengambil foto atau fotografer menjadi figur yang berpengaruh dalam pengambilan foto saat Soekarno sedang membacakan proklamasi kemerdekaan.

Persoalan kamera yang menjadi benda bersejarah dalam proses terjadinya foto momen proklamasi ini menjadi diskursus sejarah yang menarik.

Demikian juga fotografer, yang karena jasanya dalam mengabadikan momentum terjadinya proklamasi ini menjadi penting untuk dituliskan dalam sejarah pernak-pernik proklamasi.

Kabar akan dibacakannya proklamasi ini telah beredar dengan cepat dari mulut ke mulut.

Pihak Jepang sendiri pun telah mengendusnya.

Pukul 10.00 WIB, proklamasi pun dimulai.

Soekarno terlebih dahulu memberikan sambutan sebelum membacakan proklamasi.

Setelah proklamasi dibacakan, Soekarno juga menutupnya dengan beberapa patah kata dan kalimat.

Saat momen pembacaan proklamasi, seseorang dengan kamera pinjaman bergegas pergi ke Jl. Pegangsaan Timur, No. 56.

Kamera yang ia gunakan adalah kamera Leica dan satu rol film.

Kamera yang dipakai adalah kamera pinjaman dari kantor Djawa Shimbun Sha.

Seseorang yang mengabadikan momen bersejarah tersebut adalah bernama Frans Mendur dan Alex Mendur.

Frans Mendur adalah adik dari Alex Mendur.

Frans Mendur menggunakan jenis kamera Leica dan satu rol film yang dipinjam dari kantor Djawa Shimbun Sha.

Setelah itu, ia kemudian bergegas menuju kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No 56.

Di tempat lain, kakaknya, Alex Mendur, juga ikut bergegas ke tempat yang sama.

Mendur Bersaudara ini tidak ingin melepas momen bersejarah tersebut untuk diabadikan.

Baca: 17 AGUSTUS 1945 - Pernak-Pernik Proklamasi: Mesin Tik

Baca: 17 AGUSTUS 1945 - Pernak-Pernik Proklamasi: Mikrofon

Baca: 17 AGUSTUS - Pernak-Pernik Proklamasi: Kamera & Fotografer

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)

JANGAN LUPA SUBSCRIBE CHANNEL YOUTUBE TRIBUNNEWSWIKI.COM





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved