Agustus Nanti Pemprov DKI Jakarta Bagikan Tanaman Lidah Mertua untuk Atasi Polusi, Efektifkah?

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berencana membagikan tanaman Lidah Mertua pada Agustus mendatang sebagai solusi mengatasi polusi udara


zoom-inlihat foto
lidah-mertua-polusi-jakarta.jpg
Instagram @greenpeaceid @olivra.houseplants
Tanaman Lidah Mertua (kiri) dan aksi relawan Greenpeace Indonesia di depan kantor KLHK Maret 2019


TRIBUNNEWSWIKI.COM - DKI Jakarta dinobatkan sebagai 'juara' kota dengan tingkat pencemaran udara atau polusi tertinggi di Asia Tenggara dalam '2018 World Air Quality Report Region&City PM 2.5 Ranking' oleh sebuah lembaga internasional non pemerintah asal Swiss, AirVisual, .

PM 2.5 adalah parameter yang digunakan untuk mengukur jumlah partikel debu halus dalam udara yang berukuran kurang dari 2.5 mikron.

Jika melebihi batas maksimal PM 2.5, maka udara mengandung polutan partikel debu yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.

Dikutip Tribunnewswiki dari siaran pers pada laman Greenpeace.org pada (05/03/2019), laporan tersebut mengindikasikan bahwa konsentrasi rata-rata tahunan PM 2.5 pada tahun 2018 di Jakarta sangat buruk, dengan Jakarta Selatan mencapai angka 42.2 µg/m3 dan Jakarta Pusat 37.5 µg/m3.

Konsentrasi tersebut melebihi batas aman tahunan PM 2.5 menurut standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 10 µg/m3.

Bahkan termasuk angka yang melebihi batas aman tahunan menurut standar nasional pada PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yaitu 15 µg/m3.

Hal tersebut diakui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang pada (12/03/2019) menyajikan data dari salah satu stasiun pemantauan kualitas udara di Jakarta dan menunjukkan bahwa rata-rata tahunan berada pada angka 34,57 ug/m3.

Solusi Pemrov DKI

Menanggapi hal tersebut Pemprov DKI Jakarta mulai berbenah diri dan mulai memberikan solusi untuk mengurangi polusi udara Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta menunjukkan bahwa polusi bersumber dari limbah emisi transportasi darat (75%), pembakaran industri (8%), pembakaran domestik (8%) serta pembangkit listrik dan pemanas (9%).

Oleh karena itu Pemprov DKI Jakarta menganjurkan masyarakat untuk mulai menggunakan transportasi umum untuk beraktivitas dan mulai melakukan gerakan hemat energi.

Solusi tersebut merupakan perwujudan dari gerakan ‘Jakarta Cleaner Air 2030’ dengan target PM 2.5 turun menjadi 25µg/m3.

Pembagian Tanaman Lidah Mertua

Dikutip dari Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berencana membagikan tanaman Sansevieria atau Lidah Mertua untuk mengurangi polusi udara Jakarta.

Anies Baswedan saat ini tengah melakukan lelang tanaman Lidah Mertua dalam skala besar yang rencananya akan ditempatkan di atap gedung perkantoran pemerintah maupun swasta di Jakarta.

Peneliti senior dan tenaga ahli Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Delima Hasri Azahari Darmawan mengungkap tanaman Lidah Mertua memang mampu mengurangi dan menyerap polutan di dalam ruangan.

Tanaman Lidah Mertua dapat menangani sick building syndrome atau kondisi ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas korbon dioksida, nikotin dari rokok, dan penggunaan AC.

Sementara itu National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat pernah merilis artikel pada 1989 yang mengungkap Lidah Mertua mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan berbahaya pada udara dalam ruangan.

NASA merekomendasikan untuk menempatkan sekitar 15 hingga 18 tanaman Lidah Mertua untuk setiap ruangan seluas 1.800 kaki persegi (sekitar 500 meter persegi).

Hal tersebut berarti bahwa tanaman Lidah Mertua dapat bekerja dengan baik untuk mengurangi polutan yang ada di dalam ruangan.

Meski beberapa bukti ilmiah menunjukkan tanaman lidah mertua dapat mengurangi polusi udara di dalam ruangan, namun kebijakan Anies Baswedan dianggap bukan sebagai solusi tepat dalam mengurangi polusi udara Jakarta.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved