TRIBUNNEWSWIKI.COM - Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, Vadym Skibitsky, mengatakan pasukan Ukraina kini terdesak di garis depan pertempuran.
Menurutnya, pasukan Ukraina saat ini benar-benar bergantung pada bantuan senjata dari Barat.
"Sekarang perang artileri," kata Skibitsky dikutip dari The Guardian, (11/6/2022).
"Kita kalah dalam hal artileri," kata dia menjelaskan. "Segalanya kini bergantung pada apa yang diberikan Barat kepada kami."
Kata dia, perbandingan jumlah artileri Ukraina dengan artileri Rusia satu banding sepuluh hingga lima belas.
"Rekan kami di Barat telah memberi kami sekitar 10 persen dari yang mereka punya."
Ukraina terus meminta tambahan senjata kepada negara sekutunya di Barat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat memuji Inggris yang memberikan bantuan senjata kepada negara bekas Uni Soviet itu.
"Kata-kata berubah menjadi tindakan nyata. Itulah perbedaan hubungan antara Ukraina dengan Inggris dan Ukraina dengan negara lain," kata Zelensky dalam pesan video.
"Senjata, keuangan, sanksi, dalam tiga hal ini, Inggris menunjukkan kepemimpinan."
Baca: Zelenskiy Sebut Pasukan Rusia Kini Kuasai Seperlima Wilayah Ukraina
Baca: Ukraina Minta Bantuan Roket Canggih kepada AS, Rusia: Ini Provokasi Langsung
Menurut Skibitsky, Ukraina menggunakan 5.000 hingga 6.000 peluru artileri per hari.
"Kami hampir menggunakan semua amunisi yang kami punya dan kini menggunakan peluru kaliber 155 standar NATO," kata Skibitsky.
"Eropa juga sedang mengirimkan peluru kaliber lebih kecil, tetapi karena Eropa kehabisan, jumlahnya makin sedikit."
Skibitsky menegaskan pentingnya bantuan roket jarak jauh bagi pasukan Ukraina. Roket tersebut bisa menghancurkan artileri Rusia dari jarak jauh.
Menurut Skibitsky, perang artileri akan terus dominan di medan tempur Ukraina.
Pekan ini penasihat kepresidenan Ukraina, Oleksiy Arestovych, mengatakan Ukraina membutuhkan 60 peluncur roket agar bisa mengalahkan Rusia.
Jumlah ini jauh lebih banyak daripada yang bisa dijanjikan oleh Inggris dan AS saat ini.
Baca: Turuti Permintaan Ukraina, AS Kirim Roket Jarak Jauh untuk Melawan Rusia
Ukraina akan memberikan daftar senjata yang diminta negara itu pada rapat NATO di Brussel, 15 Juni mendatang.
Menurut Skibitsky, perang artileri akan terus dominan di medan tempur.
Pada bulan pertama invasi, Rusia terus menghujani Ukraina dengan roket. Namun, dua bulan terakhir, serangan roket Rusia telah berkurang.