Beda dengan Biden, Presiden Prancis Macron Enggan Tuding Putin Lakukan Genosida

Dalam wawancara dengan France 2, Macron memilih tidak menggunakan istilah genosida.


zoom-inlihat foto
Macron-dan-Presiden-Rusia-Vladimir-Putin.jpg
THIBAULT CAMUS / POOL / AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers di Moskow, (7/2/2022).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron enggan menuding Presiden Rusia Vladimir telah melakukan genosida di Ukraina.

Dalam wawancara dengan France 2, (13/4/2022), Macron memilih tidak menggunakan istilah genosida.

"Sejauh ini, telah ditetapkan bahwa kejahatan perang dilakukan oleh tentara Rusia dan kini harus dicari pihak yang bertanggung jawab dan menyeretnya ke pengadilan," kata Macron dikutip dari Euronews.

"Saya sangat berhati-hati dengan beberapa istilah [genosida] belakangan ini," kata dia menambahkan.

Menurutnya, istilah tersebut bisa meningkatkan ketegangan dan tidak membantu menyelesaikan permasalahan di Ukraina.

"Saya pikir ada satu hal yang bisa dikatakan dengan pasti, dan hal itu adalah bahwa situasinya tidak dapat ditoleransi dan itu adalah kejahatan perang."

Baca: Pertama Kalinya, Joe Biden Sebut Rusia Lakukan Genosida di Ukraina

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) (ERIC GAILLARD / POOL / AFP)

Biden percaya adanya genosida

Macron berbeda dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang tegas mengatakan Rusia telah melakukan genosida di Ukraina.

"Ya, saya menyebutnya sebagai genosida karena makin jelas bahwa Putin berupaya menghapuskan ide tentang hidup sebagai warga Ukraina dan buktinya bertambah," kata Biden, Selasa, (12/4/2022), dikutip dari Reuters.

"Kami mempersilakan para ahli hukum untuk memutuskan secara internasional apakah hal itu memenuhi persyaratan [genosida], tetapi sepertinya begitu bagi saya."

Sementara itu, Rusia telah berulang kali membantah telah menargetkan warga sipil dalam serangannya.

Rusia menuding Ukraina dan sekutunya berusaha menejelekkan citra pasukan Rusia dengan cara membuat tuduhan adanya kejahatan perang.

Baca: Rusia Serang Rumah Sakit, Presiden Ukraina: Bukti Genosida Sedang Terjadi, Melampaui Kekejaman

Baca: Ukraina Minta Bantuan PBB, Rusia Membalas: Kami Tak Bisa Biarkan Genosida di Ukraina Timur

Presiden Joe Biden menghadiri pertemuan Uni Eropa di Brussels, Belgia, Kamis, 24 Maret 2022.
Presiden Joe Biden menghadiri pertemuan Uni Eropa di Brussels, Belgia, Kamis, 24 Maret 2022. (LUDOVIC MARIN / AFP)

Beberapa hari lalu Rusia menarik mundur pasukannya dari beberapa kota di Ukraina yang sebelumnya mereka kuasai.

Pihak Ukraina kemudian menemukan banyak jenazah warga sipil. Pemerintah Kiev menuding pasukan Rusia telah melakukan pembantaian, penyiksaan, dan pemerkosaan.

Rusia menolak menyebutkan tindakannya sebagai invasi. Negara yang dipimpin Putin itu lebih memilih menggunakan istilah "operasi militer khusus".

Menurut Rusia, operasi militer tersebut bertujuan untuk mendemiliterisasi dan "mendenazifikasi" Ukraina.

Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung hampir 7 pekan dan merupakan serangan terbesar di Eropa sejak tahun 1945.

Dilaporkan ada lebih dari 4,6 juta warga Ukraina yang terpaksa mengungsi ke luar negeri.

Putin pada hari Selasa mengatakan akan terus melanjutkan operasi militer di Ukraina. Dia juga percaya diri bahwa tujuannya di Ukraina bakal tercapai.

Baca: Sekutu Terdekat Putin di Ukraina Ditangkap dalam Operasi yang Super Cepat

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved