TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengecam militer Rusia yang menyerang rumah sakit anak dan ibu bersalin di Mariupol.
Zelenskiy bahkan mengatakan tindakan itu telah "melampaui kekejaman".
"Sebuah rumah sakit anak, tempat para ibu melahirkan. Bagaimana bisa mereka memberikan ancaman kepada Federasi Rusia. Apakah negara ini, Federasi Rusia, takut akan rumah sakit, tempat wanita melahirkan, dan kini menghancurkannya?" kata Zelenskiy dikutip dari The Guardian, (10/3/2022).
"Apakah ada beberapa Banderovite [di sana]. Apakah wanita hamil akan menembak Rostov? Apakah ada satu orang saja di rumah sakit bersalin yang menghina orang-orang yang berbahasa Rusia? Ataukah itu de-Nazifikasi untuk sebuah rumah sakit?"
Zelenskiy mengatakan warga Eropa, Ukraina, dan Mariupol harus bersatu untuk mengutuk Rusia atas tindakan yang dilakukannya.
Dia menyebut Rusia telah banyak menghancurkan kota yang bahkan tidak memberikan ancaman bagi Rusia.
"Rumah sakit dan sekolah dihancurkan. Gereja dan bangunan umum dihancurkan."
"Orang-orang tewas. Anak-anak tewas. Serangan bom dari udara terhadap rumah sakit anak-anak adalah bukti terbaru bahwa genosida di Ukraina sedang terjadi."
Baca: AS Khawatir Rusia Bakal Rebut Bahan Penelitian Biologis di Ukraina untuk Membuat Senjata Biologis
Baca: Rusia Nekat Serang Rumah Sakit Ukraina, WHO Angkat Bicara
Lembaga PBB untuk kesehatan reproduksi, UNPF, juga mengecam serangan tersebut.
Video yang dibagikan oleh Zelenskiy memperlihatan jendela rumah sakit hancur dan sebagian dari struktur bangunan runtuh.
Sementara itu, pihak berwenang di Ukraina mengatakan serangan tersebut telah "sepenuhnya menghancurkan" rumah sakit anak dan ibu di Maripul.
Serangan artileri yang kembali dilakukan Rusia dilaporkan menghalangi proses evakuasi warga dari sejumlah kota.
Menurut Zelenskiy, warga Mariupol selama sepekan ini bertahan hidup tanpa listrik, penghangat, air, dan sinyal telepon.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitryo Kuleba menuding Rusia telah "menahan" 400.000 orang di Mariupol.
Baca: Bank Dunia Beri Pinjaman dan Hibah Rp 10,4 Triliun untuk Ukraina
Pihak berwenang setempat mengatakan setidaknya ada 17 orang yang terluka dalam serangan itu, termasuk wanita yang akan melahirkan.
Wakil Wali Kota Mariupol, Sergei Orlov, menyebut kota itu terus dihujani serangan artileri.
Menurutnya, sudah ada 1.170 warga yang tewas. Sebanyak 47 di antaranya dimakamkan di kuburan massal pada hari Rabu lalu.
"Ini benar-benar genosida. Serangan itu tidak hanya curang. Itu adalah kejahatan perang. Mereka menyerang kami dengan pesawat, tembakan, berbagai peluncur roket," kata Orlov.
Baca: Ukraina Sebut 20.000 Relawan Asing dari 52 Negara Ingin Ikut Bertempur Melawan Rusia
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang Ukraina-Rusia di sini