Industry Program Jakarta Film Week 2024 Hadir Sebagai Ruang Bertemunya Para Pelaku Industri Film

Penulis: Rakli Almughni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Industry Program Jakarta Film Week 2024 Hadir Sebagai Ruang Bertemunya Para Pelaku Industri Film

● Festival Meeting: Southeast Asia Plus Spotlight

Festival Meeting adalah program dari Jakarta Film Week, yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang dinamika yang terus berkembang dalam lanskap festival film di Asia Tenggara.

Festival film memainkan peran penting dalam membaca arah budaya, ekonomi, dan artistik industri film.

Pertemuan ini dihadiri oleh narasumber para penyelenggara festival film dari utamanya Asia Tenggara serta wilayah lainnya, serta mengundang penyelenggara festival film di Indonesia sebagai pengamat.

Dengan lingkungan film global yang terus berubah, sangat penting bagi penyelenggara festival untuk terus menilai ulang posisi serta kontribusi mereka secara keseluruhan terhadap industri di negara masing-masing. 

Beberapa yang akan hadir yaitu Tran Thi Bich Ngoc (Co-founder Autumn Meeting), Jeremy Chua (General Manager Singapore International Film Festival), Ajish Dibyo (Direktur Eksekutif, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) & JAFF Market), Jongsuk Thomas Nam (Programmer Festival BIFAN; Direktur Pelaksana Network of Asian Fantastic Films (NAFF)), Donsaron Kovitvanitcha (Direktur Festival World Film Festival of Bangkok), Ed Lejano (Direktur Artistik QCinema International Film Festival).

Acara ini juga akan dihadiri oleh Alex Sihar selaku Staf Khusus Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Vivian Idris selaku Dewan Festival Jakarta Film Week dan Rina Damayanti selaku Direktur Jakarta Film Week.

● Networking Event: Memperluas Jaringan di Industri Film

Salah satu kekuatan utama JFW Net adalah networking event yang dirancang untuk mempertemukan pelaku industri film dari seluruh dunia.

Salah satu acara yang akan digelar adalah Producers Network, yang dipersembahkan oleh Adhya Pictures. Acara ini menjadi kesempatan bagi produser untuk berjejaring dan mencari peluang kolaborasi lintas negara.

Selain itu, Hong Kong Night akan menjadi salah satu acara networking yang ditujukan untuk mempertemukan sineas maupun insan industri kreatif dari Asia Tenggara dan negara-negara lain di Asia dan Eropa.

Acara ini memberikan ruang bagi para pelaku industri untuk bertukar ide dan berbagi pengalaman mengenai perkembangan terbaru di industri perfilman.

Serta sebuah networking event lainnya yang didukung oleh Hers Production.

● Talks: Diskusi Terbuka untuk Memahami Isu-Isu Terkini Industri Film

Program terakhir dalam rangkaian JFW NET-Industry Program adalah Talks, sebuah program diskusi terbuka yang bisa dinikmati oleh publik dengan tujuan untuk membahas kebijakan, isu, dan problematika yang ada di industri perfilman Indonesia.

Sasaran utama program ini adalah pelaku industri, komunitas kreatif, penonton, pelajar, mahasiswa, dan pemerhati film.

Berbagai topik menarik dan relevan akan diangkat dalam program Talks. Diskusi ini mencakup berbagai aspek industri film yang sedang berkembang, serta tantangan yang dihadapi oleh para pelaku industri. Berikut beberapa topik yang akan dibahas dalam acara ini:

1. Membangun Hubungan Langgeng dengan Audiens – Diskusi ini akan mengeksplorasi bagaimana sineas dan pembuat konten dapat membangun hubungan yang lebih dekat dan berkelanjutan dengan audiens mereka.
 
2. Dari Hari ke Hati: Kerja-kerja Emosional di Industri Film – Mengupas dinamika emosional di balik layar, serta pentingnya menjaga kesehatan mental bagi para pelaku industri film.

3. Rembukan: Suara Penonton, Suara Perubahan – Sebuah diskusi tentang bagaimana suara penonton dapat mempengaruhi perubahan dalam industri film, baik dari sisi konten maupun kebijakan.

4. Showcase: Concept Arts in IP Development – Menyoroti proses pengembangan seni konsep yang digunakan dalam pengembangan properti intelektual (IP) di dunia film.

Halaman
123


Penulis: Rakli Almughni
BERITA TERKAIT

Berita Populer