Rekam Jejak Organisasi Teroris Jamaah Islamiyah, Nyatakan Bubar, Minta Maaf Mau Temui Korban

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jamaah Islamiyah menyatakan bubarkan diri

Ia menegaskan bahwa JI kini telah mengevaluasi perbuatan mereka dan meminta maaf dengan tulus dari lubuk hati yang paling dalam.

Ingin Bergabung dengan Ormas Islam

Para Wijayanto berharap agar organisasi Islam di Indonesia, seperti Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama (NU), dapat menerima mantan anggota JI yang ingin berintegrasi.

Menurutnya, mantan anggota JI memiliki potensi yang bisa disalurkan melalui ormas-ormas Islam.

"Kami berharap organisasi Islam di Indonesia dapat menerima eks anggota JI dan membantu proses integrasi mereka," ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa niat mereka tulus. Jika ada oknum yang bertindak berbeda, hal tersebut bukanlah representasi JI.

Abu Rusydan menambahkan bahwa mantan anggota JI bebas bergabung dengan organisasi Islam mana pun, selama mereka tidak terlibat dalam kegiatan ilegal seperti pelatihan militer atau kegiatan intelijen yang melanggar hukum.

Rekam Jejak JI

Selama eksistensinya, Jamaah Islamiyah sering dikaitkan dengan berbagai aksi teror di Indonesia, khususnya antara tahun 2000 hingga 2009.

Aksi teror mereka menarik perhatian dunia internasional karena sering menyasar target asing seperti kedutaan besar dan hotel.

Meski telah lama terlibat dalam aksi terorisme, baru pada 21 April 2008, Pengadilan Jakarta Selatan secara resmi menetapkan JI sebagai kelompok terlarang di Indonesia.

Serangan bom yang dilakukan JI paling dikenal adalah Bom Bali I pada Oktober 2002, yang menewaskan 202 orang, sebagian besar adalah turis asing.

Selain itu, ada juga serangan di JW Marriott pada Agustus 2003 yang menewaskan 14 orang, dan serangkaian serangan lainnya yang terus menambah panjang daftar korban.

Meskipun JI telah dinyatakan sebagai organisasi terlarang, kelompok ini tetap aktif dan berusaha untuk terus menyebarkan teror di Indonesia hingga beberapa tahun kemudian.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer