Aulia Risma Lestari adalah dokter PPDS Undip di RS Kariadi Semarang.
Ia diduga bunuh diri akibar dibully oleh seniornya.
Aulia Risma dikabarkan juga terjebak pinjol.
Ia melakukan pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan para perundungnya.
Aulia memenuhi urusan makan hingga beli rokok para perundungnya sebelum ia memilih untuk mengakhiri hidup.
"Dr. Aulia sampai harus kejebak pinjol demi untuk memenuhi kebutuhan para perundungnya. Sampai urusan makan dan beli rokok. Kejam banget. Sadis," kata akun Twitter @dr_koko28, dikutip TribunnewsWiki.
Almarhumah dr Aulia Risma Lestari pernah curhat pada almarhum ayahnya.
Baca: Isi Lengkap Voice Note Aulia Risma Lestari Dokter PPDS Undip, Curhat ke Ayah Tak Kuat Alami Bullying
Dirinya menderita selama ikut Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Undip Semarang.
Dia mengeluh badannya sakit lantaran kurang tidur dan tenaga diporsir habis-habisan.
Baru-baru ini terungkap, dr Aulia diduga diperas Rp20 juta hingga Rp40 juta per bulan.
Hal itu terungkap dari hasil investigasi Kementerian Kesehatan.
Pihak Kemenkes menemukan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum di PPDS kepada almarhumah dr Aulia Risma Lestari.
Jubir Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril SpP MPH mengatakan, berdasarkan kesaksian, permintaan ini berlangsung sejak almarhumah masih di semester 1 pendidikan atau sekitar Juli hingga November 2022.
"Almarhumah ditunjuk sebagai bendahara angkatan yang bertugas menerima pungutan dari teman seangkatannya dan juga menyalurkan uang tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan non-akademik.
Antara lain membiayai penulis lepas untuk membuat naskah akademik senior, menggaji OB, dan berbagai kebutuhan senior lainnya," kata Mohammad Syahril melalui keterangan tertulis, Minggu (1/9/2024).
Baca: Postingan Aulia Risma Lestari Dokter PPDS Anestesi Undip yang Meninggal, Isi Buku Diary Jadi Bukti
Dikatakannya, pungutan ini sangat memberatkan almarhumah dan keluarga.
"Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran.
Karena tidak menduga akan adanya pungutan-pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu," katanya.
Saat ini, kata Syahril berbagai bukti dan kesaksian akan adanya permintaan uang di luar biaya pendidikan ini sudah diserahkan ke pihak kepolisian untuk dapat diproses lebih lanjut.