Ia menyebut, dirinya dan almarhum merupakan teman sekelas yang sama-sama lulus pada 2018 lalu.
Selepas lulus sekolah, dirinya jarang bertemu, terakhir pada Februari 2024 lalu.
Menurut Milka, almarhum Bripda RRN merupakan sosok yang ceria serta ramah.
"Kalau ketemu saya di jalan, beliau yang tegur saya duluan. Orangnya memang baik," katanya kepada TribunSorong.com saat melayat ke rumah duka, Selasa (16/7/2024).
Ketika mendengar Bripda RRN meninggal, Milka pun serasa tidak percaya.
Ia sebenarnya ingin segera bertolak melayat, namun orang tuanya menyarankan agar pergi pada pagi harinya karena hari sudah malam.
"Saya tinggal di Klamono, saya dengar kabar langsung saya air mata jatuh. Paginya ke rumah duka sampai malam ini bersama teman-teman lain di SMAN 2 Kabupaten Sorong," katanya.
Baca: Profil Bripda RRN, Ajudan Wakapolres Sorong yang Ditemukan Gantung Diri di Dapur Rumah Dinas
Saksi berinisial N (53) di malam sebelum kejadian, Bripda RRN sempat menyalakan mesin mobil di rumah atasannya itu.
Namun kendaraan roda empat tersebut tak kunjung dimatikan hingga beberapa waktu ke depan.
"Ibu korban (RRN) yang kebetulan berada di sana, beberapa rekan dan warga pun curiga. Mau masuk ke rumah namun pintu terkunci," kata N kepada TribunSorong.com.
Menurutnya, rumah keluarga Bripda RRN berdekatan dengan dengan rumah dinas Wakapolres Sorong.
Saat itu warga mencoba memanggil Bripda RRN tapi tak kunjung mendapat jawaban.
Kemudian mereka memutuskan menghubungi rekan polisi yang sedang piket.
Bripda RRN lalu ditemukan sudah tak bernyawa dalam kondisi leher terlilit tali tambang.
"Setelah berhasil masuk, ternyata RRN sudah dalam keadaan memprihatinkan dengan tali tambang melilit di leher. Sejumlah petugas segera mengevakuasi korban," kata N.
Korban yang mengenakan kaus hitam dan celana pendek itu kemudian dibawa keluar ke teras rumah.
Lebih lanjut, AKBP Edwin Parsaroan mengungkapkan pihaknya telah memeriksa ponsel Bripda RRN.
Hasilnya, ditemukan sebuah percakapan dengan seseorang.