Menurut buku Mistik Kejawan karya Kuntowijoyo, memotong kuku dan rambut pada malam 1 Suro dipercaya dapat mendatangkan kesialan.
Hal ini karena kuku dianggap sebagai perisai yang melindungi diri dari gangguan makhluk halus.
Ketika malam 1 Suro menjadi hari terlarang untuk keluar rumah.
Apalagi membangun rumah di bulan Suro atau malam Satu Suro tentu dilarang, karena bisa membawa hal-hal buruk bagi rumah atau rumah tangga orang tersebut.
Waktu tersebut dianggap dapat memberikan kesialan jika seseorang melakukan pindah rumah.
Terdapat larangan untuk berkata kasar dan berbicara hal buruk saat malam 1 Suro.
Hal tersebut dipercaya akan menjadi kenyataan.
Selain itu, larangan ini juga dikaitkan dengan sebagian orang Jawa yang percaya keberadaan makhluk gaib di bulan Suro yang keluar dan mencari manusia bertindak lalai dan waspada (eling lan waspada).
Baca: Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun untuk Umat Islam, Lengkap dengan Tulisan Latin dan Artinya
Selain keluar rumah, di malam 1 Suro ini biasanya masyarakat Jawa ada yang melakukan ritual bisu atau tidak bersuara keras.
Ritual ini biasa dikenal sebagai tradisi atau ritual di area Keraton Yogyakarta yang dikenal sebagai Mubeng Benteng.
Tradisi atau ritual ini dilakukan sebagai bentuk tirakat atau pengendalian diri dan memohon keselamatan kepada Tuhan YME.
Pada malam itu, mubeng benteng dilakukan dengan berjalan kaki mulai dari Keraton Yogyakarta, alun-alun utara, ke daerah barat (Kauman), ke selatan (Beteng Kulon), ke timur (Pojok Beteng Wetan), sampai ke utara lagi dan kembali ke Keraton.
Tak hanya itu, layaknya orang berpuasa, ketika melakukan ritual ini, dilarang makan, minum, bahkan merokok.
Sebagian masyarakat, khususnya pulau Jawa percaya bahwa menikah di bulan Muharram atau Suro itu dilarang karena memiliki efek yang buruk.
Dilansir Tribunjogja.com dari laman Kompas.com, Dosen Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Dr. Sunu Wasono mengatakan, larangan menikah di bulan Suro dianggap sebagai mitos oleh sebagian masyarakat.