Pelaku kasus anak bunuh ayah kandung tersebut adalah KS (17).
KS tega membunuh Sya ayah kandungnya sendiri, Syafrin (55).
Syafrin alias S, bos perabotan di Duren Sawit, Jakarta Timur, tewas dibunuh di toko miliknya.
Jasad Syafrin ditemukan dalam kondisi mengenaskan pada Jumat (21/6/2024) malam.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, korban tewas setelah ditusuk pisau dapur oleh pelaku.
Selain tega membunuh ayah kandungnya, inilah 4 kekejaman KS lainnya:
Ketua RW 03 Pondok Bambu, Komarudin mengatakan jauh sebelum pembunuhan terjadi KS kerap terlibat dengan ayahnya.
"Menurut keterangan karyawannya sering cekcok antara anak sama bapaknya. Karena ada uang Rp2 juta, Rp3 juta (milik Syafrin) dibawa anaknya," kata Komarudin di Jakarta Timur, Senin (24/6/2024).
Tidak diketahui pasti untuk apa uang digunakan, namun berdasar informasi sementara usai mendapatkan uang pelaku akan tidak pulang ke kios perabot untuk sementara waktu.
Baru setelah uang habis pelaku pulang ke rumah, hal ini yang membuat warga sekitar heran dengan tingkah laku KS karena seolah tidak perduli dengan orangtuanya.
Baca: Tak Terima Dimarahi Saat Ketahuan Maling Uang, Pedagang Perabot Dibacok 2 Putri Kandung hingga Tewas
Terlebih beberapa waktu terakhir Syafrin menjalani rawat jalan karena penyakit paru yang diderita.
Secara fisik korban tampak kurus diduga akibat pengaruh sakit diidap.
"Kalau sudah habis duit balik lagi. Menurut karyawan dan pedagang di situ kadang (anak perempuan Syafrin) suka menginap, kadang suka keluar tiga hari sampai seminggu enggak pulang," ujarnya.
Komarudin menuturkan meski secara usia kedua anak tersebut harusnya masih berstatus pelajar tapi mereka sudah tak bersekolah.
Hanya saja pengurus lingkungan tidak mengetahui secara pasti penyebab kedua anak Syafrin putus sekolah, karena korban baru dua bulan terakhir menyewa kios di RW 03 Pondok Bambu.
Kemudian secara data kependudukan dan pencatatan sipil Syafrin masih tercatat sebagai warga Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Kabarnya anak-anaknya sudah enggak sekolah. Saya enggak mengenal persis karena almarhum baru dua bulan tinggal. Tapi karyawannya itu selama dua bulan ikut sama almarhum," tuturnya.