Kumpulan Hinaan Orang Korea ke Indonesia, Sebut Pribumi Monyet, Tolol, Item, Sampai Menghina Islam

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kumpulan Hinaan Orang Korea ke Indonesia, Sebut Pribumi Monyet, Tolol, Item, Sampai Menghina Islam

Namun, tak hanya menjadi keuntungan, keragaman juga dapat menjadi ancaman, terutama terhadap integrasi nasional.

Salah satu hal yang perlu diwaspadai dalam masyarakat yang beragam atau multikultural adalah munculnya rasisme.

Lalu, apa penyebab rasisme dan bagaimana cara mencegahnya?

Rasisme merupakan suatu paham yang membenarkan dominasi satu kelompok ras tertentu terhadap kelompok lain.

Rasisme juga dapat diartikan sebagai perasaan superioritas berlebihan terhadap kelompok tertentu.

Paham ini menilai seserang bukan dari kualitasnya, namun dari faktor fisik atau anatomi tubuh serta ”darah” atau keturunan.

Rasisme menyebabkan orang dinilai dan dihargai berdasarkan rasnya.

Adanya pandangan yang melihat ras lain lebih rendah atau inferior dan rasnya lebih tinggi atau superior inilah yang membuat rasisme terus terpelihara.

Secara umum, penyebab munculnya rasisme, yakni:

* Adanya pemberian legitimasi bahwa suatu ras minoritas secara genetik dan budaya lebih inferior dari ras yang dominan,

* Adanya ajaran atau doktrin di dalam keluarga dan bahkan kelompok masyarakat tertentu, paham masyarakat yang sejak dulu berstereotip dan berprasangka buruk mengenai suatu ras atau golongan tertentu yang masih terbawa hingga saat ini, hilangnya rasa toleransi dan saling menghargai antara sesama, dan

* Adanya kebijakan atau aturan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu saja.

Cara mencegah rasisme

Pendekatan pluralisme budaya merupakan salah satu alternatif dalam menyelesaikan konflik sosial.

Pluralisme merujuk pada sikap penghormatan antara berbagai kelompok dalam masyarakat serta penghormatan kelompok mayoritas terhadap minoritas dan sebaliknya.

Beberapa cara mencegah rasisme dengan pendekatan pluralisme budaya di antaranya:

* Mengembangan wawasan serta kompetensi personal dan sosial,

* Mengembangkan kesadaran dan sensitifitas bermasyarakat,

* Menerima perbedaan

* Meningkatkan integritas sosial kelompok

* Meningkatkan kesamaan kesempatan

* Memfasilitasi perubahan-perubahan kebijakan yang mengakomodir semua kelompok.

Referensi:

S. Abdillah, Ubed. 2002. Politik Identitas Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa identitas. Magelang: Indonesiatera.

Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: Setia Purna Inves.


(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaa)

Baca berita terkait di sini



Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer