Pimpinan Jemaah Aolia Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) KH Raden Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Benu mengaku dirinya melaksanakan Lebaran setelah melepon Allah.
Jemaah Aolia menunaikan ibadah puasa ramadan lima hari lebih cepat dibandingkan hari penetapan dari pemerintah.
Mereka juga memulai puasa ramadan pada 7 Maret 2024.
Sehingga 1 Syawal 1445 H bagi jemaah Aolia jatuh pada Jumat (5/4/2024) kemarin.
Dari video yang beredar terlihat KH Raden Ibnu Hajar Pranolo bersama sejumlah jemaahnya menyampaikan pernyataannya terkait bagaimana cara menentukan jatuhnya 1 Syawal 1445 Hijriah.
Berikut adalah pernyataan yang disampaikan KH Raden Ibnu Hajar Pranolo.
"Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah taala, ya Allah kemarin tanggal 4, malem 4, ya Allah ini sudah 29 (hari puasa ramadan), 1 syawalnya kapan," kata Mbah Benu dikutip dari video yang beredar.
Dia melanjutkan: "Allah taala cerito tanggal limo jumuah (5, Jumat). kui lah ngomong, lah mangke nek disalahke uwong, ora opo2 urusane Gusti Allah (begitu ngomongnya, nanti kalau disalahkan orang, ngga apa-apa urusannya Gusti Allah)," katanya.
Mbah Benu akhirnya minta maaf terkait pernyataanya terkait menelepon Allah.
Menurut dia, apa yang disampaikannya itu hanya sebuah istilah, bukan dalam arti sebenarnya bahwa dia menelepon Allah.
"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Gusti Allah SWT itu sebenarnya hanya istilah. Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT."
Mbah Benu meminta maaf jika pernyataannya telah menyinggung pihak lain.
"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, terima kasih," kata Mba Benu.
Lurah setempat, Sutarpan, menyebutkan, aktivitas puluhan warga yang tergabung dalam jemaah Aolia sudah dilakukan sejak dulu.
Warganya terbiasa dengan penetapan hari raya idul fitri lebih awal yang ditentukan oleh jemaah Aolia.
"Kami sudah terbiasa dengan ini, sehingga jika mereka merayakan lebih cepat, warga di sini hanya bisa toleransi dan menghormati," ucapnya dilansir dari TribunJogja.com.
Dia mengaku, selama ini hubungan jemaah Aolia dan warga yang bukan jemaah terjalin harmonis.