Warga lainnya, Satriah mengakui adanya kesepakatan warga dengan si pemilik sumur bor pada saat pemilu 2024.
Namun dikarenakan banyak warga kampung yang awam, kata dia, sehingga banyak warga tidak memilih caleg yang bersangkutan.
Baca: Tampang MYS, Caleg Perindo yang Perkosa Mantan Pacar Bergiliran di Mobil Dinas Raih Suara Tertinggi
"Inginnya orang sini milih ke situ (caleg PKS,-red) tapi orang sini ngga milih ke situ, akhirnya kecewa," ungkapnya.
Pada saat penyetopan dilakukan oleh si pemilik, menurut Satriah warga setempat hanya bisa pasrah.
Lantaran sumur bor tersebut milik pribadi yang bersangkutan, bukan milik pemerintah.
"Itu kan punya nya yah, kalo diminta diputus yah diputus," ungkapnya
Dengan adanya insiden tersebut, kata dia, kini warga Cisuru mengalami kesulitan air bersih.
"Sekarang kita susah ngambil air, yah harapannya dari pemerintah ada perhatiannya untuk kita, kalo bisa dibuatkan sumur bor biar kita ngga kesusahan air lagi," harapnya.
Menanggapi hal ini, Sumedi mengaku, ia merasa wajar jika warga setempat bisa memberikan suara mereka pada Pemilu 2024 dari hal baik yang dilakukannya.
Dari jumlah 140 warga yang masuk DPT, ia mengaku hanya meminta 100 suara untuk dirinya terpilih sebagai caleg PKS untuk DPRD Cilegon.
"Saya cuma berharap itu cuma 100 suara. Wajarlah kurang lebih sekitar 70 persen, tapi yang saya dapat cuma 45 persen," ucapnya.
Ia menyebut, warga setempat telah bersepakat untuk memberikan hak pilih mereka kepada dirinya saat Pemilu 2024.
Namun pada pelaksanaannya, sejumlah warga diduga menerima uang untuk memilih caleg lainnya.
“Itu akibat serangan fajar,” pungkasnya.
Baca berita terkait PKS di sini