Karena tak kunjung sembuh meski sudah berobat ke klinik dan diberi pereda nyeri, F akhirnya menjalani rontgen.
"Dirontgen pakai MRI, didignosis ada infeksi dalam, itu pada akhir Maret. Kami berusaha obati dulu," kata ibunda F, Diana.
Berbagai upaya pengobatan medis yang dilakukan pun tidak kunjung membuahkan hasil.
Baca: Sosok Sukaemah, Guru SD di Bekasi yang Sebut Bullying hingga Siswanya Diamputasi Hanyalah Bercanda
Bahkan, kondisi F semakin memburuk.
Puncaknya, pada Agustus 2023, kaki F didiagnosis kanker tulang.
Ia menjalani operasi amputasi pada Oktober 2023.
Namun, dokter spesialis ortopedi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Melitta Setyarani, Sp.OT memastikan, kanker yang dialami F bukan akibat perundungan.
"Di literatur, tidak ada yang menyebutkan sampai sekarang bahwa trauma, kejadian kayak jatuh, menyebabkan kanker," ujar Melitta di RS Kanker Dharmais, Kamis (2/11/2023).
Melitta menjelaskan, F datang dalam kondisi kanker yang telah menyebar ke paru-paru.
Setelah diperiksa, F didiagnosis mengidap kanker tulang stadium 4.
Dokter kemudian mengamputasi kaki kiri F.
Sebelumnya, pihak sekolah tampak acuh dengan kondisi ini, bahkan membantah jika siswa tersebut dirundung teman-temannya.
Mengetahui FAA disebut korban bullying, pihak sekolah bantah.
Fakta pilu ini diungkap Diana (40), ibu dari FAA.
Menurut Diana, usai sang anak di-sleding oleh temannya, F sempat diolok-olok oleh beberapa teman-temannya.
"Sebelum itu (di-sleding) sering diolok-olok 'anak mama', 'sok kegantengan', kayak gitu," ungkap Diana saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (31/10/2023).
Diana menilai, kata-kata tersebut menjatuhkan mental anaknya.
Padahal FAA selalu maju ke depan kelas saat pembelajaran.
"Anak saya sering maju kalau di kelas. Jadi ya itu, menjatuhkan mental," tutur Diana.
Diana berujar, anaknya terbilang siswa yang aktif, bahkan jika ada acara, FAA ikut andil di dalamnya.
"Jadi seringlah (dapat olok-olok) perkataan yang terkena mental," ujar dia.
Meski sering mendapat ejekan teman, FAA tidak pernah menceritakan hal yang dialaminya tersebut ke pihak sekolah.
"Fatir enggak pernah cerita diolok-olok. Tapi sebelum kejadian itu saya sempat bilang ke wali kelasnya yang terjadi sama anak didiknya. Tapi itu bukan kuasa saya (menghentikan olok-olok)," ucapnya.