Megawati mengungkap banyak kader PDIP yang menangis saat datang kepadanya terkait kondisi politik yang akhir-akhir ini terjadi.
"Wah kemarin, banyak anak-anak saya (kader PDIP) dateng, baru ketemu saya nangis-nangis," kata Megawati.
Menyikapi kondisi tersebut, Megawati meminta para kadernya untuk tidak perlu menangis.
Menurutnya, kondisi tersebut wajar terlebih pada masa pemilu seperti saat ini.
"Saya bilang ngapain sih nangis enggak perlu, ya tapi itu dedikasi. Kalau memang begitu, sudah ini kan zamannya pemilu. Sebetulnya pemilih untuk apa? Pilih seseorang kan," ujarnya.
Terhadap hal tersebut, Megawati mengingatkan kepada seluruh organ relawan yang hadir untuk mengedepankan asas demokrasi.
Hanya pemilu yang dilakukan secara demokratis yang dapat melahirkan bangsa yang berdaulat.
Baca: Megawati Lempar Tudingan Manipulasi, Kubu Gibran Tantang Buktikan Kecurangan
Megawati juga menyoroti pengorbanan dalam sejarah Republik Indonesia.
"Republik ini penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?," kritik Megawati terhadap penguasa saat ini.
Megawati menyatakan ketidakpuasannya karena merasa tidak lagi dihormati sebagai Presiden RI kelima dan Ketua Umum PDIP.
"Bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," tegasnya.
Dalam konteks politik, Megawati menyatakan kesiapannya bersaing secara jujur dan sehat pada Pemilu 2024.
"Kalau mau bersaing ya ayio, Biar Ibu ini perempuan, tapi Ibu petarung," ucapnya dengan penuh semangat.
Megawati mengajak relawan Ganjar-Mahfud untuk bersatu melawan ketidakadilan pada Pilpres 2024.
"Berani tidak? Berani tidak? Merdeka, merdeka, merdeka! Menang kita, Ganjar-Mahfud, satu putaran," ajak Megawati, mengajak untuk bersama-sama melawan ketidakadilan dan mendukung kandidat yang diusung oleh partainya.
Tanpa menyebut yang ia maksud, Megawati menyinggung sosok penguasa yang hendak bertindak seperti di era Orde Baru.
"Mengapa sekarang kalian yang baru berkuasa, sekarang mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" ucap Mega disambut riuh teriakan relawan.
Menurutnya, negara Indonesia dibangun dengan penuh perjuangan dan pengorbanan.
Hanya saja, kini justru diciderai dengan penguasa yang hendak bertindak dengan cara Orde Baru.
"Kenapa? Karena Republik ini penuh dengan pengorbanan. Tahu tidak?" ucapnya.