Habaka adalah tentara militer Israel dengan pangkat tertinggi yang terbunuh dalam perang darat di Gaza.
Selama berperang di Gaza, Habaka memimpin dua tank sekaligus.
Habaka tewas terbunuh ketika pasukan Israel mulai masuk ke jantung kota di Gaza.
“Pada pagi hari tanggal 7 Oktober, kami merencanakan acara keluarga,” kata ayah Habaka.
Baca: Israel Tuduh RS Indonesia di Gaza Tampung Hamas, Kemenlu Langsung Semprot Zionis
Baca: Hamas Berhasil Pukul Mundur Serangan Darat Militer Israel, 1 Tentara Zionis Tewas
Menurut penuturan sang ayah, Habaka terbunuh, setelah serangan Hamas sepanjang hari di Israel selatan.
Saat itu dia bergegas berangkat dari rumahnya untuk bergabung dengan perang Israel.
Sesumbar Kalahkan Hamas, Salman Habaka Letkol Komandan Batalyon Lapis Baja Israel Tewas di Gaza
Letnan Kolonel Salman Habaka (33 tahun), dari Yanuh-Jat, seorang komandan di Batalyon ke-53 dari Brigade Lapis Baja 188, tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara.
Tewasnya Salman Habaka adalah korban ke-18 dari pihak tentara Israel yang tewas dalam operasi serangan darat ke Gaza.
Diketahui, operasi militer darat Israel dilaporkan telah secara efektif mengepung Kota Gaza
Badan kemanusiaan PBB pada Kamis (2/11/2023) menyatakan Gaza sudah terputus dari wilayah kantong lainnya dan menjebak ratusan ribu orang dalam pengepungan total.
Menurut badan tersebut, langkah blokade total mencegah pengiriman bantuan kemanusiaan ke penduduk Gaza utara, termasuk 300.000 pengungsi.
"Makanan, air, bahan bakar, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya sudah menipis di seluruh Gaza, karena Israel berupaya melakukan pengepungan total setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel. Hanya sejumlah kecil bantuan yang sampai ke wilayah Mesir dan kelaparan sudah menyebar," The Wall Street Journal melaporkan.
Salman Habaka, Komandan Lapis Baja Israel Terbunuh
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam sebuah briefing pada Rabu (1/11/2023) mengklaim pasukan Israel telah menerobos garis depan pertahanan Hamas di utara Jalur Gaza.
Sebelumnya pada hari itu, komandan divisi 162 militer Israel, Brigjen. Jenderal Itzik Cohen, mengklaim kalau pasukan Israel berada jauh di Gaza dan berada di “gerbang Kota Gaza.”
Israel menyerang Gaza dari timur laut dekat Beit Hanoun, barat laut, dan tengah, dalam upaya untuk membelah jalur tersebut menjadi dua dan mengisolasi wilayah utara dari selatan.
Israel memulai invasi daratnya ke Gaza pada 27 Oktober, yang diperkirakan akan berlangsung lama dan berdarah di tengah perlawanan sengit dari Hamas dan faksi milisi lain Palestina.
Pada 2 November, Israel mengumumkan kematian Letkol Salman Habaka (33), komandan Batalyon 53 Brigade Lapis Baja ke-188, yang dibunuh oleh pejuang Hamas yang mempertahankan Gaza utara.
Habaka adalah perwira berpangkat tertinggi yang terbunuh sejak serangan darat di Gaza dimulai, dan meninggalkan seorang istri dan seorang putra berusia dua tahun.
Jumlah total korban tentara Israel sejak awal perang mencapai 333 orang, dan sejak serangan darat ke Gaza dimulai, 18 tentara telah gugur dalam pertempuran tersebut.