SOSOK Salman Habaka, Komandan Tank Tempur Israel yang Mati Ditembak Hamas

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Letkol Salman Habaka, komandan Batalyon 53 Brigade Lapis Baja ke-188, pada 30 Oktober 2023.

Hal ini selaras seperti yang sedang dijalani oleh para pejuang Palestina untuk mendapatkan kemenangan dan meraih kemerdekaan Negaranya yang selama ini dijajah Zionis.

Sontak, rekamannyapun viral dan beredar luas di berbagai platform sosial media lainnya, hingga menuai decak kagum dari publik.

Sementara itu, sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam hingga saat ini terus melakukan perlawanan terhadap tentara pendudukan Zionis Israel.

Kabar terbaru, sayap militer Hamas itu kembali berhasil mempecundangi 2 unit lapis baja Israel pada Kamis (2/11/2023).

Hamas

VIRAL Pejuang Hamas Mengaji Bersama Disela-sela Perang Lawan Zionis Israel (Tribun Timur)

Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah atau disingkat Hamas adalah organisasi Islam Palestina dengan sayap militer terkait, Izz ad-Din al-Qassam, di wilayah Palestina.

Hamas memerintah Jalur Gaza sejak tahun 2007 dan telah memenangkan mayoritas kursi di parlemen Palestina pada pemilihan parlemen Palestina tahun 2006.

Mereka juga telah mengalahkan organisasi politik Fatah dalam serangkaian bentrokan.

Organisasi ini berdiri pada tahun 1987 sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin Mesir.

Pendirinya, Sheik Ahmed Yassin, pada tahun 1988 menegaskan bahwa Hamas didirikan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel dan mendirikan negara Islam di wilayah yang sekarang menjadi Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Sebagai penguasa Jalur Gaza, kelompok ini memiliki sayap layanan sosial bernama Dawah dan sayap militer bernama Brigade Izzuddin Al-Qassam.

Kelompok tersebut memenangkan pemilu legislatif Palestina tahun 2006 dan menjadi penguasa de facto yang mengatur pemerintahan otoritas Jalur Gaza setelah Pertempuran Gaza tahun 2007.

VIRAL Pejuang Hamas Mengaji Bersama Disela-sela Perang Lawan Zionis Israel (Kolase Tribunnewswiki/Serambi)

Australia, Selandia Baru, Paraguay, dan Inggris hanya mengklasifikasikan sayap militernya sebagai organisasi teroris.

Sementara itu, Brazil, China, Mesir, Iran, Norwegia, Qatar, Rusia, Suriah, dan Turki tidak menganggapnya sebagai organisasi teroris.

Pada akhir 2006, Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, mengatakan bahwa jika negara Palestina terbentuk berdasarkan batas 1967, Hamas bersedia untuk menyatakan gencatan senjata yang bisa bertahan selama 20 tahun, dan menyatakan bahwa Hamas tidak akan pernah mengakui "perampas pemerintah Zionis" dan akan terus "seperti gerakan jihad sampai pembebasan Yerusalem".

Kolumnis Majalah Atlantic Jeffrey Goldberg, bersama dengan analis lain, percaya Hamas mungkin tidak mampu melakukan rekonsiliasi permanen dengan Israel.

Mkhaimer Abusada, seorang ilmuwan politik di Universitas Al Azhar, menulis bahwa perundingan Hamas "dari hudna [gencatan senjata sementara], bukan perdamaian atau rekonsiliasi dengan Israel.

Mereka percaya dari waktu ke waktu mereka akan cukup kuat untuk membebaskan semua Palestina yang bersejarah."

(TRIBUN VIDEO/POSBELITUNG/TRIBUNNEWSWIKI)

Sebagian artikel ini telah tayang di PosBelitung.co dengan judul Sesumbar Kalahkan Hamas, Salman Habaka Letkol Komandan Batalyon Lapis Baja Israel Tewas di Gaza



Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer