Namun, sebuah studi dari The Kinsey Institute di Indiana University menemukan, tidak ada perbedaan signifikan antara jumlah pria dan wanita yang melaporkan perselingkuhan.
Penelitian lain dari Survei Sosial Umum (GSS) dari Pusat Penelitian Opini Nasional pada tahun 2018 menunjukkan, wanita usia 18-29 tahun sedikit lebih cenderung terlibat dalam perselingkuhan dibandingkan pria pada kelompok usia yang sama.
Data dari GSS juga menunjukkan, jumlah wanita yang terlibat dalam perselingkuhan meningkat hampir 40 persen antara tahun 1990-2010, sementara tingkat perselingkuhan pria tetap stabil.
Beberapa orang berpikir, peningkatan kasus perselingkuhan terkait dengan bertambahnya tanggung jawab, kebutuhan, dan impian para wanita modern.
Pandangan feminis dan kemiskinan finansial menyebabkan wanita cenderung enggan mengecewakan keinginan mereka.
Mereka mampu mencari kepuasan emosional dan seksual yang mungkin hilang dalam hubungan mereka.
Baca: INILAH Andy Wahab, Mahasiswa Kedokteran Unhas yang Diduga Selingkuh dengan Karina Dinda Istri Polisi
Baca: Sosok Kopda Andrianto, Habisi dan Bakar Istri, Buang Jasad Dibantu Selingkuhannya, 2 Kali Coba Bunuh
Menurut Angela Skurtu, seorang terapis pernikahan dan seks, perubahan ini terjadi ketika wanita semakin aktif bekerja, memiliki penghasilan sendiri, dan kebebasan untuk membuat pilihan.
Dengan banyaknya opsi, rasa tidak puas juga lebih mudah muncul. Angela Skurtu menambahkan, harapan terhadap pernikahan saat ini semakin tinggi.
Pernikahan tidak lagi hanya dipandang sebagai alat untuk membentuk keluarga dan mengatur keuangan, melainkan juga diharapkan memberikan kebahagiaan, hubungan seksual yang memuaskan, persahabatan, dan sejumlah hal lainnya.
Lalu, faktor-faktor apa yang mendorong seorang wanita untuk selingkuh ?
Berikut delapan alasan umum mengapa wanita berselingkuh .
Ketidakpuasan dalam hubungan
Ini dapat dilihat sebagai motif utama di balik banyak kasus perselingkuhan. Ketidakpuasan, menurut Skurtu, sering kali menjadi titik awalnya.
"Orang sering membenarkan hal ini dengan mengatakan, 'Kami mengalami masa-masa sulit,'"ujar Skurtu.
Alih-alih menghentikannya sebelum dimulai, mereka membenarkan tindakan melewati batas, dengan mengatakan, 'Lagipula pasangan saya tidak peduli. Dia sama sekali tidak bersalah."
Setiap kali seseorang melanggar batas dalam hubungan, mereka cenderung meyakinkan diri mereka sendiri terlebih dahulu sebelum membenarkan perilaku tersebut.
Ketidakpuasan yang dirasakan dalam hubungan saat ini bisa mendorong seseorang untuk mencari kepuasan di tempat lain.
Selingkuh baik sadar maupun tidak sebagai alat untuk mengakhiri hubungan yang sedang berjalan.