Bocah itu bernama Wadea Alfayomi dan tinggal bersama ibunya, Hanaan Shahin, di rumah indekos milik pelaku, Joseph Czuba (71).
Penusukan itu terjadi pada hari Sabtu, (14/10/2023), atau sepekan setelah Hamas melancarkan serangan ke Israel.
Menurut pihak berwenang, pelaku diduga mengetuk pintu rumah yang ditinggali korban sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Ketika Shahin membuka pintu, pelaku menyerangnya dengan pisau sambil meneriakkan pernyataan antimuslim. Shahin kemudian berlari ke kamar mandi untuk memanggil polisi.
Saat Shanin keluar dari kamar mandi, dia mendapati pelaku menyerang putranya, Wadea, dengan pisau itu.
Kepala Polisi di Will County mengatakan Wadea ditusuk 26 dan tewas karena luka tusukan. Sementara itu, Shahin ditusuk belasan kali dan kini dirawat di rumah sakit dalam kondisi parah.
Baca: AS Dukung Berdirinya Negara Palestina, tetapi Tegaskan Hamas Harus Dihancurkan
Baca: Militer Israel Lancarkan Serangan Darat Pertama ke Gaza, Perdana Menteri Israel: Ini Hanya Permulaan
Pelaku didakwa telah melakukan pembunuhan tingkat pertama, percobaan pembunuhan, dan kejahatan berbasis kebencian.
"Detektif bisa menyimpulkan bahwa kedua korban dalam serangan brutal ini ditargetkan oleh tersangka karena keduanya adalah muslim dan (terkait dengan) konflik yang tengah berlangsung di Timur Tengah yang melibatkan Hamas dan Israel," demikian pernyataan polisi dikutip dari Washington Post.
Ketika polisi tiba di tempat kejadian, pelaku duduk di dekat jalan menuju rumahnya. Ada luka pada dahinya sehingga dia dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Sementara itu, dalam pernyataannya, Presiden AS Joe Biden mengaku sedih mendengar peristiwa penusukan itu.
"Bocah dari keluarga muslim Palestina itu datang ke Amerika untuk mencari apa yang kita semua cari, yakni tempat berlindung untuk tinggal, belajar, dan berdoa dengan damai," demikian pernyataan dari Gedung Putih.
Biden juga meminta warga AS untuk menolak islamofobia dan segala bentuk kefanatikan dan kebencian.
Baca: Israel Tuding Hamas Halangi Evakuasi 1,1 Juta Warga Palestina dari Gaza Utara
Baca: Serangan Udara Israel Menghantam Gaza Saat Warga Palestina Mencari Keselamatan
Kerabat korban mengatakan selama dua tahun ini pelaku bersikap ramah terhadap keluarga Palestina itu.
Pelaku bahkan membangun rumah pohon untuk bocah tersebut. Di samping itu, pelaku mengizinkan bocah itu menggunakan kolam renangnya dan membelikan dia mainan.
Namun, menurut kerabat korban, sikap pelaku berubah. Dia tiba-tiba menjadi bermusuhan dengan keluarga Palestina itu.
Selama beberapa hari terakhir aktivis HAM muslim dan orang Arab di Amerika mendapat panggilan dari sejumlah orang yang dipecat dari pekerjaannya dan dibungkam karena mendukung Palestina.
Para aktivis kemudian mengeluarkan pernyataan yang meminta konflik di Timur Tengah itu segera diakhiri.
"Situasi ini telah mengeluarkan seekor monster dari dalam diri seorang pria yang pernah membuat rumah pohon," kata Ahmed Rehab dari Dewan Hubungan Amerika-Islam di Chicago.