Bacok Guru, Siswa di Demak Kesal Nilainya Jelek, Mengaku Kerap Bolos karena Jualan Nasi Goreng

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di Madrasah Aliyah (MA) di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang menjadi tempat terjadinya pembacokan terhadap guru oleh murid.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - MAR (17), seorang siswa Madrasah Aliyah Yayasan Islam Suhada (MA Yasua), Kabupaten Demak, Jawa Tengah, membacok gurunya, AFR (41), karena mendapat nilai jelek.

Pembacokan itu terjadi di ruang kelas XII IPS pada hari Senin, (25/9/2023).

MAR sempat melarikan diri, tetapi dalam waktu kurang dari 24 jam dia ditangkap oleh Unit Resmob Satreskrim di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Kapolres Demak AKBP Muhammad Purbaya mengatakan pelaku nekat membacok karena kesal nilainya tidak memuaskan

"Dia melakukan tindakan ini setelah merasa tidak puas dengan nilai yang diperolehnya dalam penilaian tengah semester (PTS)," kata Purbaya pada hari Selasa, (26/9/2023), dikutip dari Tribun Jateng.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Demak, AKP Winardi mengatakan pelaku merasa bersalah atas pembacokan itu.

Baca: Wajah dan Kelakuan Siswa Bacok Guru MA Yasua Demak, Dikenal Nakal dan Pernah Tak Naik Kelas

Winardi menyebut pelaku kecewa karena tidak bisa mengikuti PTS lantaran kerap membolos dan tidak menyerahkan tugasnya.

Kasatreskrim Polres Demak, AKP Winardi mengatakan, saat penyelidikan pelaku merasa bersalah atas tindakan yang telah dilakukan.

Menurut MAR, dia ikut membantu orang tuanya berjualan nasi goreng setiap malam. Bahkan, dia mengaku menjadi tulang punggung keluarganya.

"Pelaku dalam kesehariannya pada malam hari membantu keluarga berjualan nasi goreng. Membantu tenaga," kata Winardi dikutip dari Tribun Jateng, Selasa, (26/9/2023).

Polres Demak saat mengelar konferensi pers kasus siswa bacok guru MA Yasua Demak. (Tribun Jateng/ Tito Isna)

Winardi menyebut pelaku dalam keadaan sadar, tidak terpengaruh obat-obatan terlarang maupun minuman keras, ketika membacok gurunya,

"Tidak ada, masih dalam keadaan sadar," katanya.

Baca: MAR Siswa MA Yasua Demak yang Bacok Gurunya Kini Terancam 12 Tahun Penjara, Ia Ditangkap di Grobogan

Kepala MA Yasua, Masrukin, menyebut MAR terkenal pendiam di sekolah terkenal pendiam. MAR juga kerap tidak masuk sekolah.

"Anaknya memang pendiam tapi juga sering membolos sekolah," kata Masrukin.

Masrukin menyebut pelaku pernah tinggal kelas. Bahkan, agar bisa naik kelas, pelaku haru menjalani uji coba dengan mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya.

"Memang anaknya pernah tinggal kelas, saat ini saja naik kelas harus dengan syarat mengerjakan tugas tambahan untuk menambahi nilai yang kurang," kata dia.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. Stefanus Satake Bayu, mengatakan pelaku tetap diproses hukum meskipun masih di bawah umur.

"Pelaku tetap akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Tetapi, kalau dari pihak keluarga dan sebagainya ada proses mediasi maka dipersilakan. Namun, pada saat ini, semua masih proses," katanya.

Baca: Ternyata Ini Tempat Persembunyian Siswa yang Bacok Guru MA Yasua Demak Saat Buron, Ada di Grobogan

Kronologi pembacokan

MAR membacok AFR ketika AFR sedang membagikan soal di ruang kelas XII IPS pada Senin, (25/9/2023).

Halaman
12


Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer