Beberapa waktu lalu Demokrat memilih keluar dari KPP setelah Anies menunjuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal cawapres pendampingnya.
Padahal, menurut Demokrat, Anies sudah meminta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar menjadi cawapresnya.
Demokrat menilai penunjukkan Cak Imin itu adalah bentuk pengkhianatan Anies terhadap Demokrat.
Setelah Cak Imin menjadi cawapres Anies, PKB secara otomatis masuk ke dalam KPP. Anies mengatakan kehadiran PKB bakal memperkuat koalisinya.
Di sisi lain, Anies juga berharap Demokrat kembali ke koalisinya.
"Berkali-kali kami sampaikan juga, bahwa kehadiran PKB ini adalah menambah kekuatan dan kita berharap kekuatan ikhtiar perubahan ini juga terjaga dengan Demokrat masih bersama-sama," kata dia dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin, (11/9/2023).
Baca: Minta Maaf kepada Demokrat, Cak Imin Ingin Demokrat Kembali ke Koalisi Anies
Akan tetapi, Anies tetap menghormati keputusan Demokrat untuk keluar setelah penunjukan Cak Imin.
"Jadi kita menyambut baik sambil kita menghormati keputusan yang diambil oleh Demokrat," katanya.
Senada dengan Anies, Cak Imin juga ingin Demokrat kembali bergabung dengan KPP.
Cak Imin mengklaim tak pernah punya rencana untuk mengeluarkan AHY dari bursa cawapres Anies.
Kata dia, tawaran menjadi cawapres Anies muncul secara tiba-tiba selepas pertemuan dia dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Kala itu PKB yang dipimpin Cak Imin sedang dilanda dilema karena ada kabar Cak Imin tak akan dijadikan cawapres pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca: Anies Pilih Cak Imin, Demokrat Merapat ke PDI Perjuangan: Inginnya Sama-sama Nyaman
Sebelumnya, PKB bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo. PKB sudah menyodorkan nama Cak Imin sebagai cawapres Prabowo.
"Pada akhirnya kita curiga, dan berkesimpulan bahwa akhirnya hubungannya (dengan Gerindra) ini tidak bisa berlanjut, puncaknya adalah saat saya dan teman-teman melakukan rapat koordinasi nasional bersamaan tepat saat PAN merayakan ulang tahun dan mengganti nama KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, nama koalisi Prabowo sebelum KIM)," kara Cak Imin dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis, (7/9/2023).
"Tanggal 28 Agustus, itu puncaknya di situ, saat rapat koordinasi nasional PKB yang mengundang seluruh PKB se Indonesia yang sebetulnya membahas pileg, tapi tiba-tiba ada kabar kepastian koalisi KKIR itu berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju dan memang sudah hampir pasti cawapresnya bukan saya," kata dia.
Cak Imin kemudian diminta untuk segera mencari solusi.
"Saya pulang ke Rakornas, sudah marah semua dan mengatakan ibarat ini air itu tidak boleh stuck, kalau bahasa Jawa Timur enggak boleh menggenang, kalau menggenang, akan bau dan seterusnya."
"Lalu saya ditugaskan kepada ketua umum untuk mencari aliran-aliran yang memungkinkan, pas emosinya PKB itulah saya diajak makan malam Bang Surya, makanya saya minta maaf kepada teman-teman Demokrat, saya tidak tahu tiba-tiba saya dikabarin Bang Surya Paloh ngajak makan malam, beneran itu kebetulan sekali."
Baca: Bukan Cak Imin dan Anies, Inilah Sosok Capres yang Diinginkan Warga NU, Yenny: Sudah Ada di Survei