D yang menjadi teman sekelas AJH menceritakan kronologi penganiayaan yang berujung pada hilangnya nyawa korban.
Menurut D, awalnya MA datang ke ruang kelas AJH dan memanggil korban. Saat itu tidak ada guru di ruang kelas.
AJH datang menemui MA yang berada di pintu kelas. Namun, AJH tiba-tiba dihajar tanpa diberi tahu kesalahannya.
"Waktu itu korban duduk di samping saya, sedang mengerjakan tugas di kelas. Lalu pelaku datang dan memanggil korban," ujar D saat di RSU Al Ittihad Srengat, Jumat, dikutip dari Tribun Jatim.
D menyebut pelaku bertanya kepada korban tentang alasan dia menantangnya. Setelah itu, pelaku langsung memukul D.
Korban tidak melawan ketika perut, leher, dan rahangnya dipukuli oleh pelaku. Murid-murid lain yang melihat kksi kekerasan itu sempat berusaha melerai. Namun, pelaku terus memukuli korban.
Baca: Isak Tangis Keluarga Korban Tembok Roboh MtsN 19 Pondok Labu Jaksel Saat Pelayat Memeluknya
Baca: Kisah Kepala Sekolah di Tulungagung Dicopot setelah Wali Murid Keluhkan Mahalnya Harga Kain Seragam
Ketika korban bertanya tentang kesalahannya, pelaku terus memukulinya dan meminta korban diam saja.
"Korban sempat menjauh dari pelaku sambil bertanya, 'Salahku opo kok mbok antemi (salah saya apa kok kamu pukuli),'" kata D.
"Tapi terduga pelaku menjawab, 'Nggak usah kakean omong (tidak usah banyak bicara,' dan memukul korban lagi."
Korban disebut sudah tidak sadarkan diri ketika pelaku memukul tengkuk atau leher belakang korban.
"Korban tak sadarkan diri, napasnya seperti tersengal-sengal."
"Sempat dibawa ke UKS sekolah sebelum dibawa ke rumah sakit," kata D.
Kondisi korban tidak membaik sehingga dia dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Namun, ketika sampai di rumah sakit, dia dinyatakan sudah meninggal.
"Jumat sekitar pukul 10.30 WIB, kami menerima pasien seorang anak laki-laki berusia sekitar 14 tahun yang diantar guru dan sejumlah siswa dengan keluhan tidak sadar," kata Penanggung Jawab IGD RSU Al Ittihad Srengat, dr. Denny Krisna, pada hari yang sama.
"Keadaan (pasien) sudah tidak ada (meninggal dunia saat tiba di rumah sakit)."
Baca: KRONOLOGI Guru Diketapel Orangtua Murid Sampai Buta Permanen Gara-gara Tegur Siswa Merokok
Baca: Kisah Belasan Murid SD di Pangandaran Menabung hingga Rp112 Juta, tapi Uangnya Malah Tak Ada
Denny mengtakan tak ada luka luar pada tubuh korban. Kata dia, korban tewas karena cedera tulang belakang atau area belakang leher yang membuat saraf putus.
"Kalau secara signifikan, kami tidak menemukan luka luar (pada tubuh korban). Dari kecurigaan kami karena tulang belakangnya tadi," kata Denny.
"(Cedera itu) kemungkinan mengakibatkan syarafnya putus dan meninggal."
Sementara itu, menurut Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, Baharuddin, peristiwa penganiayaan itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB,