Kronologi Calon Presiden Ekuador Fernando Villavicencio Ditembak Mati saat Kampanye, Pelaku Tewas

Penulis: Rakli Almughni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan anggota Majelis dan sekarang calon presiden, Fernando Villavicencio (Tengah), tiba di Kejaksaan Agung di Quito pada 8 Agustus 2023. Fernando Villavicencio meminta Kejaksaan Agung untuk menyelidiki mantan pejabat yang terkait dengan sektor minyak pemerintahan Rafael Correa , Lenín Moreno, dan Guillermo Lasso sebagai bagian dari tuntutan pidana yang dia ajukan pada hari Selasa.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Ekuador Guillermo Lasso telah mengumumkan keadaan darurat nasional selama 60 hari sebagai tanggapan atas pembunuhan calon presiden (capres) Fernando Villavicencio pada rapat umum kampanye di ibukota, Quito.

Villavicencio, 59, seorang kritikus vokal korupsi dan kejahatan terorganisir, tewas dalam acara kampanye pada Rabu, 9 Agustus 2023, di tengah lonjakan kekerasan di negara Andes yang dipersalahkan pada pengedar narkoba.

"Angkatan bersenjata saat ini dimobilisasi di seluruh wilayah nasional untuk menjamin keamanan warga negara, ketenangan negara, dan pemilihan umum yang bebas dan demokratis pada 20 Agustus," kata Lasso, Kamis, dalam pidato yang disiarkan di YouTube.

Dikutip TribunnewsWiki dari Al Jazeera, media lokal melaporkan sekitar 30 tembakan dilepaskan di sebuah acara di utara Quito.

Rekaman video yang diposting di media sosial menunjukkan Villavicencio masuk ke mobil setelah acara tersebut, sebelum terdengar suara tembakan dan teriakan.

"Marah dan kaget dengan pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio. Solidaritas dan belasungkawa saya kepada istri dan putrinya," kata Lasso di X, platform media sosial yang sebelumnya bernama Twitter.

Kantor jaksa agung mengatakan satu tersangka dalam kejahatan tersebut kemudian meninggal karena luka yang dideritanya dalam baku tembak.

Polisi berjaga di luar rumah sakit tempat calon presiden Fernando Villavicencio dibawa setelah ditembak pada rapat umum di Quito, pada 9 Agustus 2023. Calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio ditembak mati setelah mengadakan rapat umum di Quito pada Rabu malam, media setempat melaporkan, mengutip Menteri Dalam Negeri Juan Zapata. Tuan Villavicencio, seorang jurnalis berusia 59 tahun, adalah salah satu dari delapan kandidat dalam pemilihan presiden 20 Agustus. (GALO PAGUAY / AFP)

Baca: Irjen Napoleon Bonaparte Tak Kunjung Jalani Sidang Etik, Pengamat: Polri Sengaja, Biar Bisa Pensiun

Kekerasan tersebut melukai sembilan orang lainnya, termasuk seorang calon legislatif dan dua petugas polisi.

Kantor tersebut kemudian mengatakan telah menangkap enam orang sejauh ini sehubungan dengan kejahatan tersebut selama penggerebekan di Quito.

Polisi Ekuador dan Kementerian Dalam Negeri tidak menanggapi permintaan komentar berulang kali tentang rincian pembunuhan itu, tetapi Lasso mengonfirmasi bahwa polisi dengan aman meledakkan sebuah granat yang ditinggalkan oleh para pembunuh.

"Ini adalah kejahatan politik, yang bersifat terorisme, dan kami tidak ragu pembunuhan ini merupakan upaya sabotase proses pemilu," kata Lasso dalam keterangan video lewat tengah malam waktu setempat, usai bertemu dengan petugas keamanan dan pemilu.

Surat kabar utama negara itu, El Universo, melaporkan bahwa kandidat tersebut dibunuh dengan "gaya pembunuh bayaran dan dengan tiga tembakan di kepala".

Video yang diposting di media sosial menunjukkan Villavicencio berjalan keluar dari acara dikelilingi oleh penjaga.

Video kemudian menunjukkan dia memasuki truk putih diikuti dengan tembakan.

Baca: Viral Video 26 Detik 2 Wanita India Diarak Telanjang dan Diperkosa Ramai-ramai, PM India Murka

Gambar dan cuplikan video dari rapat umum menunjukkan adegan kacau saat orang-orang berlindung di lantai gedung setelah tembakan dilepaskan.

Kantor jaksa agung kemudian mengatakan bahwa seorang tersangka meninggal karena luka-luka yang diterima selama penangkapan.

"Seorang tersangka, yang terluka saat baku tembak dengan petugas keamanan, ditangkap dan dipindahkan, dengan luka parah, ke unit [jaksa agung] di Quito. Ambulans dari pemadam kebakaran mengkonfirmasi kematiannya, polisi sedang memproses pengambilan mayatnya," kata kantor jaksa agung di media sosial.

Sembilan orang lainnya terluka dalam serangan itu, termasuk seorang calon legislatif dan dua petugas polisi, menurut laporan.

Patricio Zuquilanda, penasihat kampanye Villavicencio, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press setelah penembakan bahwa Villavicencio telah menerima ancaman pembunuhan, yang telah dia laporkan kepada pihak berwenang.

Zuquilanda meminta otoritas internasional untuk mengambil tindakan terhadap kekerasan tersebut, menghubungkannya dengan meningkatnya kekerasan dan perdagangan narkoba di negara tersebut.

Halaman
12


Penulis: Rakli Almughni
BERITA TERKAIT

Berita Populer