Pimpinan Ponpes Al-Zaytun ini berdalih bahwa penempatan perempuan sejajar dengan pria, sebagai bentuk perlaku setara, emansipasi, dan hak asasi.
"Tidak menyalahi. Apa salahnya perempuan berdiri sejajar di laki-laki dalam salat," kata Panji Gumilang dalam beberapa wawancara dengan media televisi
Sontak saja, apa yang dilakukanolh Pondok Pesantren Al Zaytun ini mengundang komentar ngeram etizen.
Mereka menilai para santri dan pengurus Ponpes Al-Zaytun sudah melanggar syariat Islam.
Terdapat kursi yang diletakan di sebelah kanan untuk masing-masing jemaah.
Pelaksanaan salat Id umumnya tidak seperti di Al-Zaytun.
Para jemaah rapat, tidak berjarak.
Jemaah perempuan berada di belakang, tidak sejajar dengan jemaah laki-laki.
Selain itu, imam berdiri sendiri di depan, tidak ada pengawal di belakangnya.
"Jangan bawa bawa nama ISLAM dong, jangan juga pakai ayat ayat quran di ibadah kalian"
"Kalau sudah Allah yang negur mereka.. ngeriiiiiiii... bisa-bisa sekota habiss"
"Mempelajari fikih ibadah cuma lihat casing doang yah gini"
"Para santrinya udah kedoktrin ajaran sesat panji gumilang,,harus ditangkap itu aki2 bisa bahaya"
Sebagai informasi, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu adalah pesantren didirikan oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).
Pembangunan ponpes tersebut dimulai pada 13 Agustus 1996 silam.
Ponpes Al Zaytun resmi dibuka pada 27 Agustus 1999 dan awal pembelajaran dimulai pada 1 Juli di tahun yang sama.
Baca: Berkali-kali Menolak Dialog, Ridwan Kamil Tindak Tegas dan Minta Pihak Ponpes Al Zaytun Kooperatif
Baca: Pemimpin Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang Dilaporkan ke Bareskrim atas Dugaan Penistaan Agama
Peresmpian Ponpes Al Zaytun dilakukan oleh mantan Presiden B.J. Habibie.
Ponpes yang terletak di Indramayu itu dipimpin oleh Prof. Dr. Dr. (H.C.) Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, alumni Ponpes Gontor.
Pada tahun 2005, Ponpes Al Zaytun menjadi pesantren terbesar se-Asia Tenggara menurut Washington Times.
Pasalnya, Al Zaytun berdiri di atas lahan seluas 1200 hektar.