Mengenal Puasa Arafah, Puasa Sunnah Menjelang Idul Adha yang Bisa Gugurkan Dosa Setahun Lalu

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puasa Arafah

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebelum merayakan Hari Raya Idul Adha, umat muslim disunnahkan melaksanakan puasa Arafah.

Puasa Arafah sendiri adalah puasa yang dilakukan menjelang Idul Adha dan dilakuan tepat sesudah melaksanakan puasa Tarwiyah.

Lantas apa itu Puasa Arafah sebenarnya ?

Berikut Tribunnewswiki rangkum informasi untuk mengenal puasa Arafah lebih lanjut.

Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah atau sehari sebelum hari raya Idul Adha.

Pada tanggal tersebut orang-orang yang sedang berhaji melakukan kegiatan wukuf di Arafah.

Dan untuk kaum muslimin yang tidak sedang berhaji maka disunnahkan untuk puasa Arafah pada hari itu.

Baca: Jadwal Puasa Tarwiyah & Puasa Arafah Menurut Pemerintah dan Muhammadiyah, Lengkap Dengan Niatnya

Baca: Manfaat Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah yang Dilaksanakan 8 dan 9 Dzulhijah Jelang Idul Adha

Oleh karena itu disebutlah dengan puasa Arafah karena bersamaan dengan pelaksanaan wukuf di padang Arafah.

Pelaksanaan puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah sesuai dengan terlihatnya hilal (awal bulan) di negara masing-masing.

Pelaksaan tersebut tepat sehari sebelum pelaksanaan shalat idul adha dan kurban.

Sebenarnya ada perbedaan pendapat tentang pelaksaan puasa Arafah apakah menyesuaikan tempat dan waktu ketik wukuf di Arafah atau sesuai dengan negara masing-masing.

Namun yang lebih kuat adalah sesuai dengan terlihatnya hilal di negara masing-masing.

Dalilnya yaitu di tahun ke 2 H,3 H,4 H dan 5 H Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat telah melaksanakan puasa tanggal 9 dzulhijjah tanpa ada seorang pun yang melaksanakan wukuf di Arafah.

Wukuf di Arafah. (Instagram/marco_umrah)

Saat disyari’atkan, puasa Arafah tidak dikaitkan dengan peristiwa wukuf di Arafah. (lihat Zaadul Ma’aad II/101 oleh Imam Ibnu Qayyim, Fathul Baari III/442 oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dan Subulus Salam I/60 oleh Imam ash-Shon’ani).

Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fiqih Empat Madzhab menjelaskan tentang puasa Arafah ini :

“Di antara puasa yang dianjurkan adalah puasa hari Arafah, yaitu berpuasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah. Namun puasa ini hanya khusus dilakukan oleh selain jamaah haji saja, sedangkan untuk para jamaah haji maka para ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya.”

Hukum dari puasa Arafah adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) bagi kaum muslimin yang sedang tidak menjalankan ibadah haji.

Untuk yang sedang mengerjakan ibadah haji, maka tidak ada keutamaan apapun untuk puasa Arafah.

Dari Ikrimah, ia mengatakan: “Aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya tentang puasa hari Arafah bagi (jamaah haji yang sedang) di Arafah.” Lalu Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang puasa hari Arafah di Arafah” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad) (2)

“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123).

Halaman
123


Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer