Surat Pertama Presiden Sukarno setelah Terjadinya Gerakan 30 September

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Monumen Pancasila Sakti

Aku butuh orang yang rustig, tenang”, “…Basuki Rachmat itu kalua ada problem suka gampang sakit”.

Baca: Film G30S/PKI Dinilai Cacat Fakta dan Drama, Ahli Sejarah UGM: Tak Ada Bukti Penyiksaan Jenderal

Baca: Sejarah G30S 1965: Penculikan Brigjen DI Pandjaitan, Dipukul dan Ditembak Mati di Halaman Rumah

Dengan berbagai pertimbangan, Sukarno lalu memutuskan untuk sementara jabatan Pimpinan Angkatan Darat akan dia rangkap, sementara Mayor Jenderal Pranoto ditunjuk sebagai caretaker Menteri/Panglima Angkatan Darat untuk melakukan tugas sehari-hari.

Pada 1 Oktober 1965 pukul 15.00 WIB, Presiden Sukarno bersama dengan beberapa pejabat yang mendampinginya di kompleks Halim Perdanakusuma, di antaranya J. Leimena, Brigjen Soetardhio dan yang lainnya berkumpul di ruang makan.

Presiden Sukarno meminta kepada yang hadir untuk menyusun pernyataan tertulis yang berisi:

(1) Bung Karno dalam keadaan sehat di Halim Perdanakusuma,

(2) Semua pihak diperintahkan untuk menghentikan tembak-menembak dan jangan ada lagi pertumpahan darah

(3) Tunggu penyelesaian politik oleh presiden

Menjelang Maghrib, R.E. Martadinata kembali ke Markas Besar Angkatan Laut.

Dia juga diminta membawa pernyataan tertulis presiden untuk dibawa ke stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) pusat.

Isi pernyataan tertulis itu adalah:

(1) Kami Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi dengan ini mengumumkan: bahwa kami berada dalam keadaan sehat walafiat dan tetap memegang pimpinan negara dan revolusi, bahwa pimpinan Angkatan Darat Republik Indonesia sementara berada langsung dalam tangan presiden/Panglima Tertinggi ABRI, bahwa untuk melaksanakan tugas sehari-hari dalam Angkatan Darat ditunjuk untuk sementara: Mayor Jenderal TNI Pranoto Reksosamodra, Ass II Men/Pangad

(2) Kepada seluruh Angkatan Bersenjata saya perintahkan untuk mempertinggi kesiapsiagaan, kembali dan tinggal tetap di pos masing-masing dan hanya bergerak atas perintah.

(3) Diperintahkan kepada seluruh rakyat untuk tetap tenang, meningkatkan kewaspadaan dan memelihara kesatuan dan persatuan nasional sekompak-kompaknya.

Asal usul Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, kaitan G30S/PKI, bedanya Hari Lahir Pancasila 1 Juni. (makassar.tribunnews.com)

Pernyataan ini diantarkan ke markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) untuk diserahkan kepada Jenderal Soeharto dan selekasnya disiarkan.

Namun demikian, surat perintah dari Presiden Sukarno baru sampai pukul 23.55 WIB saat Mayjen Soeharto telah mengumumkan terlebih dahulu di RRI tentang langkah-langkah yang harus diambil dan persoalan pimpinan Angkatan Darat.

Berikut adalah siaran Mayjen Soeharto di RRI:

Jenderal Soeharto juga menyatakan kembali pengumuman pimpinan Angkatan Darat Nomor 002/Peng/Pus/65 yang berisi:

 (1) Telah ada kerjasama dan kebulatan penuh antara Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Kepolisian (AK) untuk menumpas G30S;

(2) Orang-orang G30S adalah Kontrarevolusioner;

(3) G30S telah mengambil alih kekuasaan negara dari presiden;

Halaman
123


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer