Mereka diminta pergi menyelamatkan diri karena serangan Rusia di Donetsk meningkat.
Selain itu, jika warga telah dievakuasi, tentara Ukraina akan lebih mudah membendung gerak maju pasukan Rusia.
Saat ini diperkirakan ada sekitar 350.000 warga sipil yang masih bertahan di Donetsk.
"Nasib negara ini akan diputuskan oleh Provinsi Donetsk," kata Kyrylenko kepada wartawan, dikutip dari The Guardian.
"Setelah ada lebih sedikit warga, kita bisa lebih berkonsentrasi terhadap musuh kita dan menjalankan tugas utama kita," kata dia menjelaskan.
Baca: Rusia Sudah Kuasai Provinsi Luhansk, Putin Minta Pasukannya Beristirahat
Kota Sloviansk di Donetsk diserang oleh artileri Rusia pada hari Selasa, (5/7/2022).
Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Sloviansk, Vadim Lyakh, melalui media sosial Facebook.
Beberapa jam sebelum serangan terjadi, dia meminta masyarakat segera mengevakuasi diri.
Mereka diperintahkan berlindung di tempat perlindungan yang tersedia.
Dilaporkan ada satu warga sipil yang tewas dalam serangan ini, sedangkan korban luka mencapai tujuh orang.
Kata Lyakh, pasar utama di kota itu dan beberapa distrik terkena serangan.
Pihak berwenang kini sedang memperkirakan tingkat kerusakan.
Baca: Berhasil Rebut Lysychansk, Rusia Mengaku Sudah Kuasai Seluruh Provinsi Luhansk
Sementara itu, Provinsi Luhansk yang merupakan tetangga Donetsk telah dikuasai Rusia.
Luhansk jatuh ke tangan Rusia setelah pasukan Vladimir Putin berhasil merebut Lysychansk, kota besar terakhir di provinsi itu.
"Karena Pasukan Jenderal Sergei Shoigu telah melapor [kepada Putin] bahwa, setelah keberhasilan operasi militer, angkatan bersenjata Rusia bersama dengan satuan dari milisi Republik Rakyat Luhansk, mendapatkan kendali penuh atas Kota Lysychansk," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Putin kemudian meminta pasukan Rusia beristirahat dulu sebelum lanjut menggempur wilayah Donbas.
Menurut Putin, istirahat bisa meningkatkan kemampuan tempur pasukan Rusia.