Hal ini ditunjukkan dengan makin seringnya pasukan Rusia menggunakan senjata usang yang kurang akurat di medan tempur Ukraina.
Sebagai contoh, pesawat pengebom Rusia dilaporkan menggunakan rudal kelas KH era 1960-an.
Padahal, rudal ini dirancang untuk menargetkan kapal induk dan tidak bisa menyerang target di darat secara akurat.
Kata pakar, rudal tersebut digunakan dalam serangan di pusat perbelanjaan dan bangunan apartemen Ukraina pekan lalu.
"Rusia terus mengerahkan rudal antikapal yang diluncurkan dari udara dalam serangan darat sekunder, sepertinya karena menipisnya persediaan senjata modern yang lebih akurat," kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace melalui Twitter, dikutip dari USA Today.
Baca: Rusia Sudah Kuasai Provinsi Luhansk, Putin Minta Pasukannya Beristirahat
Pada bulan Mei lalu, Rusia juga dilaporkan mengerahkan tank lawas berusia 50 tahun untuk digunakan di Ukraina selatan.
Menurut intelijen Inggris, tank itu digunakan di sejumlah daerah yang baru saja diduduki pasukan Rusia.
Berjenis T-62, tank itu sudah lama disimpan dan kini diragukan keampuhannya.
Tank itu disebut rentan dihancurkan oleh senjata antitank modern, misalnya rudal Javelin yang diproduksi AS.
Intelijen Inggris menduga pengerahan tank tersebut menunjukkan bahwa Rusia kini kekurangan alutsista modern yang siap digunakan di medan tempur.
Baca: Kekurangan Alutsista, Rusia Nekat Kerahkan Tank Jadul Berusia Setengah Abad
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terus memasok bantuan senjata ke Ukraina.
Pada hari Jumat, (1/7/2022), AS mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina senilai $820 juta,
Bantuan tersebut termasuk sistem rudal surface-to-air dan radar militer untuk mengatasi serangan jarak jauh Rusia.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Zelenskiy telah meminta sekutu Barat-nya untuk segera mengirimkan bantuan senjata.
AS telah berkomitmen menyediakan bantuan senilai lebih dari $8,8 miliar dalam bentuk senjata dan pelatihan militer untuk Ukraina.
Baca: AS Umumkan Bantuan Militer Baru untuk Ukraina Senilai $820 Juta
Sejak Rusia menyerbu Ukraina bulan Februari lalu, AS telah mengumumkan pengiriman bantuan senilai $7 miliar.
"Kita akan mendukung Ukraina selama diperlukan," kata Presiden AS Joe Biden dalam konferensi pers saat pertempuan tingkat tinggi NATO di Madrid, Spanyol, dikutip dari Associated Press.