Berdasarkan pemberitaan dari media Rusia, Putin menyebut Rusia tidak bisa dimintai pertanggungjawaban karena Rusia tidak pernah menyerang target sipil.
Serangan terhadap mal tersebut terjadi pada hari Senin, (27/6/2022).
Menurut media Ukraina, serangan rudal itu menewaskan setidaknya 18 warga sipil dan melukai puluhan lainnya.
Melansir dari CNN International, pemerintah Ukraina telah merilis video yang memperlihatkan rudal menghantam mal.
Di sisi lain, Rusia membantah tudingan bahwa pasukannya menargetkan mal dan bangunan sipil lainnya.
Baca: Rusia Serang Mal di Ukraina, Zelenskiy: Itu Salah Satu Serangan Teroris Paling Berani
Dikutip dari The Mocow Times, Rusia bahkan menganggap tudingan itu palsu dan merupakan provokasi.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Selasa, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Rusia menargetkan tumpukan amunisi/senjata kiriman Barat dan kemudian meledakkannya.
Ledakan itu kemudian memunculkan api di "pusat perbelanjaan yang tidak beroperasi" yang berada di sebelahnya.
Kata kementerian itu, senjata tersebut berasal dari Amerika Serikat & Eropa dan telah dihancurkan oleh serangan udara Rusia.
Rusia tidak menyebutkan adanya korban sipil dalam serangan itu.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan laporan militer tentang serangan itu telah "lengkap".
Baca: Rusia Tuding Satelit di Negara Barat Bekerja untuk Musuh alias Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy Zelenskiy mengutuk keras serangan tersebut..
Dia menyebut serangan itu sebagai "salah satu serangan teroris paling berani dalam sejarah Eropa".
Zelenskiy menyayangkan adanya serangan terhadap pusat perbelanjaan itu. Kata dia, tempat itu "tidak memberikan ancaman kepada tentara Rusia" dan "tidak memiliki nilai strategis".
Pihak Ukraina mengatakan Rusia turut menyerang target sipil lainnya, yakni arena olahraga setempat.
Baca: Makin Terdesak oleh Rusia, Pasukan Ukraina Akan Tinggalkan Sievierodonetsk
Senada dengan Zelenskiy, Para pemimpin Group of Seven (G-7) yang sedang berada di Jerman turut mengecam serangan itu.
Menurut mereka, serangan itu sudah termasuk kejahatan perang.
"Presiden Rusia Vladimir Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," demikian pernyataan dari G7, dikutip dari USA Today.