Apa Itu Bitcoin ? Mata Uang Digital yang Harganya Pernah Capai Jutaan Dollar Kini Sedang Anjlok

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bitcoin

TRIBUNNEWSWIKI.COM -  Istilah Bitcoin kembali meroket sejak berita anjloknya nilai mata uang digital ini.

Sebelumnya diberitakan, nilai Bitcoin (BTC) pada Minggu (19/6/2022) pagi masih redup di zona merah dengan penurunan 7,12 persen dalam 24 jam terakhir di level 19.016 dolar AS atau setara Rp 275 juta (kurs Rp 14.500 per dolar AS).

Selain Bitcoin, Ethereum (ETH) dengan Ethereum (ETH) dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar kedua ambles 8,59 persen dalam 24 jam terakhir pada level 993,05 dollar AS, seperti dilansir dari dari Coinmarketcap.com.

Kemudian, Tether (USDT) yang bernasib sama dengan Bitcoin, juga terjun 0,03 persen pada posisi 0,998 dollar AS, dan USD Coin melemah 0,02 persen pada 1 dollar AS.

Pelemahan selanjutnya terjadi pada aset kripto BNB yang terkoreksi 8,73 persen pada level 197,19 dollar AS. Dilanjutkan Binance USD yang turun 0,24 persen menjadi 0,99 dollar AS.

Cardano (ADA) pagi ini melemah sebesar 6,37 persen dan diperdagangkan pada level 0,45 dollar AS. Selanjutnya XRP turun 4,19 persen pada posisi 0,30 dollar AS, Dogecoin melemah 7,06 persen di level 0,05 dollar AS.

Baca: Demi Dapatkan Kartu Kredit untuk Beli Bitcoin, Pria Palsukan Slip Gaji: Berujung Dipenjara

Baca: NU Jawa Timur Keluarkan Fatwa Haram Bitcoin : Mengandung Spekulasi dan Rugikan Orang Lain

Satu-satunya aset kripto dengan 10 kapitalisasi pasar terbesar yang bergerak di zona hijau adalah Solana (SOL). Aset ini tumbuh 2,95 persen di level 31,77 dollar AS.

Bitcoin merupakan mata uang digital terdesentralisasi yang dibuat pada Januari 2009.

Penemuan bitcoin ini adalah mengikuti gagasan yang ditetapkan dalam kertas putih oleh seseorang yang dipanggil dengan Satoshi Nakamoto, seperti dilansir dari situs Investopedia. 

Perlu diketahui Satoshi Nakamoto bukanlah nama asli, namun hanya nama samaran atau nama alias saja.

Bitcoin menawarkan janji biaya transaksi yang lebih rendah daripada mekanisme pembayaran online tradisional.

Tidak seperti mata uang yang dikeluarkan bank sentral, bitcoin adalah dioperasikan oleh otoritas yang terdesentralisasi.

Ilustrasi Bitcoin (Novikov Aleksey/Shutterstcok)

Pada mulanya, Satoshi Nakamoto menggambarkan perlunya sistem pembayaran elektronik berdasarkan bukti kriptografi, bukan kepercayaan.

Setiap transaksi Bitcoin yang pernah dilakukan ada di buku besar publik yang dapat diakses oleh semua orang, membuat transaksi sulit untuk dibalik dan sulit dipalsukan.

Itu dirancang dengan inti dari sifatnya yang terdesentralisasi. Bitcoin adalah tidak didukung oleh pemerintah atau lembaga penerbit mana pun, dan tidak ada yang menjamin nilainya selain bukti yang tertanam di jantung sistem.

“Alasan mengapa uang bernilai adalah karena kami, sebagai manusia, memutuskan bahwa ia memiliki nilai sama seperti emas,” kata Anton Mozgovoy, salah satu pendiri & CEO perusahaan layanan keuangan digital Holyheld, seperti dikutip dari Kompas.com. 

Bitcoin adalah jenis cryptocurrency lantaran memanfaatkan kriptografi untuk menjaganya tetap aman.

Perlu diingat, Bitcoin tidak ada secara fisik maupun Bitcoin fisik.

Bitcoin hanya saldo yang disimpan di buku besar publik yang dapat diakses oleh setiap orang secara transparan (meskipun setiap catatan dienkripsi).

Jadi bisa diartikan Bitcoin yakni mata uang digital yang dibuat dan disimpan secara digital.

Halaman
123


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer