Kisah KKN di Desa Penari Versi Widya, Sosok Perempuan yang Seharusnya Jadi Tumbal Penari

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KKN di Desa Penari

Versi Nur

Nur segera merapikan tempat tidurnya, hidup merantau demi menyelesaikan pendidikanya di universitas yang sudah menjadi impianya sejak kecil kini tinggal menunggu bulan demi bulan. hanya tinggal menyelesaikan tugas terakhirnya, salah satunya, adalah tugas pengabdian pd masyarakat

orang lebih mengenalnya dengan KKN (Kuliah kerja nyata).

Malam ini, Ayu, teman sefakultasnya, baru saja membicarakan tentang rencananya, bahwa, ia, sudah memiliki tempat yang cocok untuk pelaksanaan KKN mereka, dan Nur akan ikut dalam observasi pengenalan pada desa tersebut.

di'sela Nur mempersiapkan keberangkatanya malam ini, ia teringat harus segera memberitahu temanya yang lain tentang observasi ini, karena ia tahu, bahwa KKN program mereka, harus di selesaikan bersama-sama. janji, sebagai sahabat yang harus lulus bersama-sama.

"Wid, nang ndi?"

(Wid, dimana?)

"nang omah Nur, yo opo, wes oleh nggon KKN'e" (di rumah Nur, gimana, sudah dapat tempat KKN'nya)

"engkok bengi Wid aku budal karo Ayu, doaken yo" (nanti malam Wid, aku berangkat sama Ayu, doakan ya)

"nggih. semoga di acc ya"

"Aamiin" balas Ayu, mematikan telpon

balas Nur mematikan telpon*

detik-demi detik berputar, tanpa terasa malam telah tiba, Nur melihat sebuah mobil kijang mendekat. dari dalam, keluar sahabatnya Ayu, di belakangnya, ada sosok lelaki.

mungkin itu adalah mas Ilham, kakak Ayu. pikir Nur dalam hati.

"Ayo. budal" kata Ayu, menggandeng Nur agar segera masuk ke dalam mobil.

mas Ilham membawakan barang Nur, kemudian mobil pun mulai berangkat.

"adoh gak Yu" (jauh tidak yu) tanya Nur,

"paling 4 sampe 6 jam, tergantung, ngebut ora" (paling 4 sampai 6 jam, tergantung ngebut ndak)

"sing jelas, desa'ne apik, tak jamin, masih alami. pokok'e cocok gawe proker sing kene susun wingi" (yang jelas, desanya bagus, tak jamin, masih alami, pokoknya cocok buat proker yang kita susun kemarin)

Ayu terlihat begitu antusias, sementara Nur, ia merasa tidak nyaman.

Halaman
1234


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer