Bondan Nusantara mengembuskan napas terakhirnya di kediamannya di Kasongan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.
Bondan merupakan sosok yang semasa hidupnya dikenal sebagai seniman yang memiliki totalitas dalam mengembangkan seni pertunjukan ketoprak.
Dikatakan anak pertama Bondan, Arcaya Manikotama, ayahnya tersebut bahkan sehari sebelum meninggal masih menjadi pelatih ketoprak hingga malam hari.
"Malam masih melatih teman-teman ketoprak di Panembahan sampai jam 21.00 WIB," kata Anak Pertama Bondan, Arcaya Manikotama ditemui di rumah duka di Kasongan, Bantul, Kamis (21/4/2022), seperti dikutip Kompas.com.
Arcaya menjelaskan bahwa ayahnya memiliki dedikasi tinggi pada seni ketoprak.
Bondan Nusantara di umurnya yang ke-69 masih aktif melatih generasi muda untuk menjadi seorang seniman ketoprak.
Tujuan Bondan hanya satu, yakni regenerasi seniman ketoprak bisa terus berjalan.
"Memang bapak itu sering sampai malam aktif sekali, masih terus semangat penginnya ketoprak ini punya regenerasi," kata Arcaya.
Baca: Maestro Seni Lukis Indonesia Prof. Srihadi Soedarsono Meninggal, Ini Sosoknya
Baca: Profil Hudarni Rani, Mantan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang Meninggal Dunia
Bondan Nusantara sudah melakukan berbagai upaya untuk menciptakan seniman-seniman baru di dunia ketoprak.
Mulai dari melatih langsung Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), hingga membuat sebuah tontonan ketoprak bernama Sineprak.
"Ada Sineprak, bapak juga sering melatih ke SMKi melatih anak-anak usia SMA bibit-bibit Ketoprak," ujar Arcaya.
Dijelaskan Arcaya, meski berdedikasi tinggi di dunia seni ketoprak dan menginginkan adanya regenerasi, ayahnya tersebut tak memaksa atau mengarahkan anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya.
"Bapak orangnya tegas, mendidik anaknya dengan cara demokratis bapak itu nggak mengharuskan anaknya di dunia kesenian tradisi. Komunikasi dengan ibu juga baik, sehari-hari seperti bapak pada umumnya," kata dia.
Seperti kebanyakan orang tua lainnya, Bondan Nusantara kerap memberikan pesan kepada anak-anaknya saat mendidik mereka.
Arcaya menyampaikan, ada dua pesan yang melekat pada dirinya yaitu pesan supaya tidak takut jika benar dan bersungguh-sungguh jika meyukai sesuatu.
"Pesannya banyak, bapak itu mendidiknya itu nek koe bener ojo wedi (kalau kamu benar jangan takut) dan, nek kowe seneng ya lakokno sek tenanan (kalau kamu suka ya jalani dengan sungguh-sungguh)," ungkap Arcaya.
Baca: Kabar Duka, Seniman Topeng Betawi Entong Sukirman Meninggal Dunia dalam Usia 52 Tahun
Arcaya mengatakan bahwa kemarin pagi, Rabu (20/4/2022), ayahnya sebenarnya memiliki agenda rapat dengan Dewan Kebudayaan DIY.
Namun, saat dibangunkan, ternyata ayahnya tersebut sudah meninggal dunia.
"Saat dibangunkan masih jawab pada pagi hari. Ibu itu tau aktivitas sampai subuh mungkin capek, karena bapak biasa tidur sampai siang kita bangunkan jam 2 ternyata sudah meninggal," kata Arcaya.